Tempuyung tumbuh tegak dengan ketinggian bisa mencapai 2 meter, mengandung getah putih, dan memiliki akar tunggang yang kuat. Daun tempuyung termasuk daun tunggal dan pada bagian bawah berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lonjong, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung, dan tepi berbagi menyirip tidak teratur.
Panjang daun berkisar 7-45 cm dengan lebar 4-12 cm dan berwarna hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga berukuran lebih kecil dengan pangkal memelu batang, letak berjauhan dan berseling.
Buah kotak dengan bentuk memanjang dan pipih, berambut, berwarna coklat kekuningan. Batang yang maasih muda serta daunnya berasa pahit. Walaupun demikian, keduanya bisa dimakan sebagai lalapan. Perbanyakan tumbuhan dini dapat dilakukan dengan bijinya atau menggunakan anakannya.
Beberapa nama untuk tumbuhan tempuyung adalah jombang, lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda). Tempuyung (Jawa). Niu she tou (China), Laitron des champs (Perancis), dan sow thistle (Inggris).
Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tumbuhan tempuyung diantaranya adalah batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik, radang usus buntu, radang payudara, darah tinggi, luka bakar, pendengaran kurang, dan lain sebagainya.
Contoh penggunaan tempuyung untuk pengobatan
Kemampaun tempuyung untuk dijadikan obat karena tempuyung memiliki beberapa kandungan seperti oc-lak tuserol, P-laktuserol, mannitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol.
Sumber gambar:https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b4/Illustration_Sonchus_arvensis0.jpg
No comments:
Post a Comment