Jambu biji termasuk tanaman perdu berkayu dan memiliki batang, cabang, dan ranting yang keras. Permukaan kulit luar batang jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu jambu bijii dikelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya yang basah.
Daun berbentuk bulat telur dengan ukuran agak besar. Bunganya kecil berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun. Jambu biji dapat tumbuh subur mulali dataran rendah sampai dengan dataran tinggi dengan ketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut.
Jambu biji akan mulai berbuah pada saat umurnya telah mencapai 2-3 taun. Jambu biji memiliki biji yang banyak di dalam buahnya. Namun saat ini, telah terdapat beberapa varietas jambu biji yang hanya memiliki sedikit bahkan tanpa biji sama sekali.
Jambu biji memiliki beberapa nama lokal seperti jambu klutuk, bayawas, dan tokal untuk daerah jawa. Jambu batu di daerah sunda, dan disebut jambu bender untuk daerah madura.
Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan atau diringankan gejalanya dengan menggunakan tanaman jambu biji antara lain penyakit gula (diabetes melitus), maag, diare, masuk angin, beser, prolapsisani, sariawan, dan sakit kulit.
Contoh penggunaan jambu biji untuk mengobati/membantu penderita diabetes melitus.
Satu buah jambu biji setengah matang dibelah menjadi empat kemudian direbus menggunakan 1 liter air sampai mendidih. Rebusan disaring kemudian diambil airnya. Air tersebut diminum dua kali sehari setiap pagi dan sore hari.
Kandungan dalam jambu biji
Buah, daun, dan kulit jambu biji mengandung tannin. Daun jambu biji mengandung minyak stsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajevarin, dan vitamin.
Sumber: Permana, Heri. 2021. Tanaman Obat Tradisional. CV Titian Ilmu, Bandung.
Sumber gambar: https://www.succulentsfactory.com/wp-content/uploads/2021/07/ugaoo-plants-guava-tree-amrud-psidium-guajava-sardar-l49-grown-through-seeds-plant-16968910831756_520x520.jpg
No comments:
Post a Comment