Badotan berasal dari amerika selatan dan tergolong pada tumbuhan terna semusim. Tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring dengan tinggi sekitar 30-90 cm serta bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan tumbuh akar pada batangnya. Daun bertangkai berbentuk bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung rungcing bagian bawah dan berwana hijau. Bunga berwarn aputih berkelompok. Buah berwarna hitam dan berukuran kecil.
Di Indonesia, badotan merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu/ gulma. Tumbuhan ini dapat ditemui di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 1-2.100 mdpl. Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan mengeluarkan bau yang tidak enak. Herba ini akan berasa pahit, pedas, dan bersifat netral.
Khasiat tanaman badotan diantaranya adalah untuk pemgobatan demam, malaria, sakit tenggorokan, radang paru, radang telinga tengah, pendarahan seperti pendarahan Rahim, luka berdarah, dan mimisan. Dapat pula digunakan untuk pengobatan diare, disentri, mulas, muntah, perut kembung, keseleo, pegel linu, mencegah kehamilan, badan Lelah sehabis kerja berat, produksi air seni sedikit, tumor Rahim, dan perawatan rambut. Akar badotan juga berfungsi sebagai obat untuk mengatasi demam.
Bagian tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan adalah tajuk dan akar. Atau bisa dibilang seluruh bagian tanaman bisa digunakan sebagai obat.
Beberapa cara penggunaan badotan untuk pengobatan
Badotan mengandung sat-sat kimia seperti asam amino, asam organik, pektin, minyak astiri, tannin, sulfur, da potassium chlorida.
Sumber: Permana, Heri. 2021. Tanaman Obat Tradisional. CV Titian Ilmu, Bandung.
Sumber gambar: https://www.deherba.com/wp-content/uploads/2018/03/Daun-Bandotan-Babadotan.jpg
No comments:
Post a Comment