Pada pangkal batang atau akar yang terserang, jaringan veskulernya berubah menjadi coklat kemerahan. Pada bagian luar terdapat bercakberwarna kemerahan, selanjutnya akar menjadi busuk. Pada bagian yang berada di atas permukaan tanah terjadi perubahan warna menjadi kuning mulai dari pangkal batang sampapi paa seluruh jaringan. Daun-daun menjadi rontok, layu, kering, dan akirnya mati. Penyakit ini juga dapat menyerang turus yang baru muncul di atas permukaan tanah. Pada turus yang terserang menunjukkan gajala kelayuan, agak berair, berwarna kuning kecoklatan, dan akhirnya mati. Apabila turus dicabut, maka akan terdapat bercak yang berwarna kemerahan.
Penyebab Penyakit
Penyebabnya adalah Fusarium oxysporum dengan ciri-ciri sebagai berikut: miselium bersekat, mula-mula berwarna putih tetapi lambat laun berwarna kuning keputihan. Jamur ini membentuk tiga macam konidia yaitu makrokonidia, mirokonidia, dan klamidospora.
Baik mikro ataupun makro konidia dihasilkan di atas konidiofora dan bercabang-cabang, tegap, dan berkelompok membentuk sporodokhium. Klamiidospora dihasilkan bila keadaan lingkungan tidak mendukung pertumbuhan patogen dan sebagai perlindungan diri terhadap mikroorganisme lain.
Daur Hidup
Di dalam tanah, hampir semua genus Fusarium dapat bertahan dalam bentuk miseliumnya. Penyebaran dalam jarak pendek dapat melalui perpindahan alat pertanian dan atau aliran air. Penyebaran jarak jauh dapat memalui perpindahan tanaman sakit ke daerah lain atau penyebaran tanah-tanah yang telah terinfeksi ke tempat baru. Jamur fusarium dapat bertahan didalam tanah dalam jangka waktu yang sangat lama dan akan menginfeksi tanaman melalui akar apabila keadaan telah menguntungkan. Beberapa hal yang mempengaruhi keparahan tingkat serangan adalah pH tanah yang rendah da kandungan nitrogen yang tinggi.
Pengendalian
Beberapa pengendalian yang bisa dilakukan antara lain:
1. Memusnahkan tanaman yang terserang dari areal pertanaman
2. Mengusahakan agar derajat keasaman tanah berkisar antara 6,5-7,5
3. Penggunaan sistem pengairan yang baik untuk mengurangi kelembaban tanah.
4. Penerapan cara pemanenan yang tepat dengan cara memotong turus tepat pada pangkalnya dan diusahakan agar tidak meninggalkan sisa di dalam tanah karena akan dapat menjadi sumber infeksi penyakit.
Sumber:
Prof. Dr. Ir. Ika Rochidatun Sastrahidayat. 2013. Penyakit Tanaman Sayur-Sayuran. UB Press, Malang.
Sumber gambar:
No comments:
Post a Comment