Tanaman kelengkeng berasal dari Cina. Tanaman kelengkeng memiliki harga yang cukup mahal. Walaupun demikian, kelengkeng memiliki banyak sekali penggemar. Tanaman ini masih satu keluarga dengan rambutan dan LECI. Di Indonesia, khususnya Jawa Tengah, tanaman kelengkeng banyak terdapat di Ambarawa. Harga kelengkeng berfluktuasi tergantung musim. Seperti buah-buahan lainnya, pada saat musim panen raya, harga buah sedikit lebih murah dibandingkan ketika sudah melewati musim.
Untuk dapat menghasilkan buah secara maksimal, tanaman kelengkeng memerlukan perawatan khusus seperti pengerokan kulit batang, pemangkasan, dan pembrongsongan. Kelengkeng asal biji yang dirawat dengan baik akan menghasilkan buah setelah berumur 6-8 tahun. Pada tanaman yang diperbanyak secara vegetatif (cangkok ataupun sambung pucuk), kelengkeng sudah bisa berbuah kurang dari lima tahun. Pada saat tanaman sudah berumur 10 tahun dan panen ketiga, produksi buak kelengkeng bisa mencapai 50 kg per pohon.
Jenis kelengkeng yang disukai konsumen Indonesia adalah yang berukuran besar, memiliki biji yang kecil, daging buah tebal, dan mudah dikelupas dari bijinya. Beberapa sifat lain yang menjadikan kelengkeng disukai adalah rasanya yang manis, beraroma khas kelengkeng, kulit licin halus, bagian sekitar tangkai buah agak berlekuk ke dalam, serta memiliki warna buah kuning kecoklatan.
Terdapat dua jenis kelengkeng yang terkenal dan berasal dari dataran rendah. Keduanya adalah kelengkeng kopyor dan kelengkeng batu kulit.
Kelengkeng kopyor memiliki kulit buah berwarna coklat kekuningan, permukaan halus, daging buah tipis, dan sulit lepas dari biji.
Kelengkeng batu memiliki kulit buah berwarna coklat muda, daging buah tebal dan mudah dikelupas dari biji. Lengkeng batu memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan kelengkeng kopyor.
Sumber:
Suhartono, Mas. 2016. Petunjuk Praktis Mengenal Buah-Buahan Unggul Indonesia. Nuansa Cendikia, Bandung.
No comments:
Post a Comment