Lahan pasir
pantai merupakan lahan marjinal yang memiliki produktivitas rendah.
Produktivitas lahan pasir pantai yang rendah disebabkan oleh faktor pembatas
yang berupa kemampuan memegang/menyimpan air rendah, infiltrasi tinggi, bahan
organik sangat rendah dan efisiensi penggunaan air rendah (Kertonegoro, 2001;
AlOmran, et al., 2004). Namun
pemanfaatan lahan pasir pantai untuk pengembangan sektor komoditas pertanian
semakin kerbkembang dari tahun ke tahun berkat teknologi yang selalu
berkembang.
Jenis-jenis gulma
penyusun suatu vegetasi bergantung pada kondisi lahan. Perbedaan kondisi lahan
disebabkan oleh penyusun sifat fisik dan karakteristik itu lahan itu sendiri.
Lahan pasir pantai sebagai lahan pertanian juga memiliki karakteristik dan
sifat lahan yang berbeda dibandingkan lahan pertanian pada umumnya. Setiap
jenis tumbuhan termasuk gulma memperlihatkan reaksi dan daya adaptasi berbeda
jika lingkungannya berubah. Jenis tumbuhan yang dapat tumbuh normal pada
keadaan stres tergolong jenis toleran, mampu berdaptasi pada intensitas sedangakan
yang tidak dapat beradaptasi tergolong jenis peka. Salah satu faktor lingkungan
tumbuh yang dapat berubah adalah radiasi cahaya. Besarnya pengurangan radiasi tergantung
struktur kanopi dan ini sangat ditentukan umur dan pertumbuhannya.
Kondisi lahan yang terbuka
(tanpa naungan) di pasir pantai memiliki intensitas cahaya dan suhu yang lebih
tinggi dibandingkan lahan ternaungi. Komposisi gulma di lahan pasir pantai
memiliki toleransi suhu yang tinggi, karena gulma dapat tumbuh dan berkembang
di lahan tersebut. Komposisi gulma berjenis rumputan dan tekian lebih
mendominasi seperti Axonopus compresus,
Digitaria cillaris,Echinochloa colonum, Bulbostylis puberua, sedangkan
gulma daun lebar yang ada adalah Melochia
carchorifolia dll. Gulma yang paling dominan seperti Axonopus compressus memiliki organ vegetatif stolon sebagai organ
perkembangbiakannya. Stolon merupakan batang yang silindris dan menjalar di
permukaan tanah yang dapat membentuk akar dan tunas daun serta pada beberapa jenis
menjalar di permukaan air. Stolon yang terpotong-potong dapat secara cepat
menutupi permukaan tanah.
Gulma
Axonopus compressus atau yang dalam
bahasa Indonesia disebut Rumput pahit adalah jenis gulma tahunan berdaun sempit
(rumputan) yang kompetitif dan meproduksi biji tinggi, sehingga penyebarannya
lebih cepat. Kondisi kecepatan angin yang tinggi di daerah lahan pasir pantai
menyebabkan penyebaran biji gulma tersebut juga semakin tinggi. Hendrival dkk
(2014) dalam penelitiannya yang dilakukan di lahan pasir pantai, menyebutkan
bahwa spesies gulma yang dominan tumbuh di pertanaman kedelai adalah Dichrocephala integrifolia, Mimosa pudica,
Ipomoea triloba, Ageratum conyzoides, Cleome rutidosperma, dan Axsonopus
compressus. Gulma tersebut dapat menurunkan komponen hasil kedelai seperti
berat biji pertanaman, jumlah polong per tanaman dan berat 100 biji.
Sumber :
Al-Omran, A.M., A.M. Falatah, A.S. Sheta and
A.R.Al-Harbi. 2004. Clay deposits for water management of sandy soils. Arid
Land Research and Management 1 : 171-183.
Hendrival, Z. Wirda dan A. Azis. 2014. Periode kritis tanaman kedelai terhadap
persaingan gulma. Jurnal Floratek 9 : 6-13.