Salah satu unsur hara yang terpenting bagi tanaman adalah nitrogen (N). Unsur nitrogen merupakan unsur yang paling tidak efisien pemanfaatannya karena mudah hilang melalui pencucian baik dalam bentuk nitrat, menguap ke udara dalam bentuk gas amoniak, dan berubah ke bentuk-bentuk lain yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman (Sanchez, 1979). Salah satu usaha untuk mengurangi kehilangan nitrogen adalah dengan membuat pupuk tersebut dalam bentuk slow release.
Zeolit merupakan salah satu bahan yang dapat mengikat nitrogen sementara. Zeolit memiliki nilai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi (antara 120-180 me/100 g) yang berguna sebagai pengadsorpsi, pengikat dan penukar kation (Suwardi, 2000). Pengaruh baik yang disebabkan sifat-sifat zeolit adalah mempunyai muatan negatif yang tinggi sehingga dapat mengikat unsur hara dan meloloskannya sedikit demi sedikit, sifat memegang air yang tinggi, menekan unsur yang beracun seperti Al, Fe, Mn, Cd, Pb, Cu dan Zn. Zeolit juga mampu mengikat atau menyimpan pupuk dan melepaskannya kembali sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga penggunaan pupuk lebih efisien (Harjono, 2004).
Penambahan zeolit pada pupuk N menyerap amonium yang dikeluarkan oleh pupuk. Jika konsentrasi nitrat dalam tanah menurun, amonium yang telah diserap oleh zeolit dilepaskan kembali ke dalam larutan tanah. Dengan cara itu, N yang diberikan ke dalam tanah dapat tersedia dalam waktu yang lebih lama. Pada pupuk yang tidak ditambahkan zeolit, N segera berubah menjadi nitrat dan tercuci bersama aliran permukaan. Disamping itu, N yang berubah menjadi gas amoniak akan menguap ke udara.
Menurut penelitian Hikmah (2006), bahwa laju pelepasan N dalam tanah oleh pupuk SRF (zeolit+urea) lebih lambat dan sedikit dibandingkan pupuk urea granul dan urea Prill. Penelitian lain yang dilakukan oleh Jamilah dan Safridar (2012), memberikan informasi bahwa aplikasi zeolit sebanyak 200 kg/ha dan pupuk urea 150 kg/ha nyata meningkatkan jumlah anakan padi dibanding tanpa pemberian zeolit. Kelemahan dari cara pemberian zeolit sebagai bahan ameliorasi adalah memerlukan zeolit dalam jumlah besar. Zeolit sebagai bahan ameliorasi juga memerlukan biaya yang sangat mahal. Oleh karena itu untuk tingkat petani cara ini mungkin sangat berat untuk diterapkan pada tingkat petani kecil. Namun demikian karena struktur zeolit cukup stabil di dalam tanah maka pemberian zeolit pada tanah-tanah marginal, dapat berpengaruh sampai beberapa tahun.
Sumber :
Hikmah, N. 2006. Peranan Zeolit Dalam Pelepasan Nitrogen Dari Pupuk Tersedia Lambat (Slow Release Fertilizer). Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Jamilah dan N. Safridar. 2012. Pengaruh Dosis urea, arang aktif dan zeolit terhadap pertumbuhan dan hasil Padi sawah (Oryza sativa L.). Jurnal Agrista. Volume 16 (3) : 152-162.
Sanchez, P. A. 1979. Properties and Management of Soil in Tropics. Jhon Wiley and Sons. New York.
Suwardi. 2000. Pemanfaatan Zeolit sebagai Media Tumbuh Tanaman Hortikultura. Departemen Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Prosiding. Temu Ilmiah IV. PPI. Tokyo, Jepang; 1-3 September 1995.
Sumber gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPG4mrqNMef8KFlKJ5dXFDck4oTwYwH1OgrettDOu2RTq1bIeH1G_yjcL502wja1s4hUoWoWVQWtLgpnTtwtwWLbzQ5Ntp9Y2NR2QpL_C4BWgqav_M3lgIFGPUnkUyydkMi6tro5k4/w1200-h630-p-k-no-nu/Zeolit.jpg
No comments:
Post a Comment