Buah pepaya merupakan salah satu buah yang paling banyak dikonsumsi. Harga yang terjangkau, kandungan gizi yang beragam dan tinggi, serta ketersediaannya sepanjang tahun membuat konsumsi pepaya relatif stabil dan bahkan meningkat dari waktu ke waktu. Peluang pengembangan agribisnis buah pepaya salah satunya terkendala oleh kehilangan hasil setelah panen.
Kehilangan hasil setelah panen umumnya disebebkan oleh penyakit pascapanen, kerusakan mekanis selama penyimpanan dan proses penjualan, serta susut bobot karena adanya metabolisme pada buah setelah dipanen. Di Filipina, kehilangan hasil pepaya sebanyak 20-26% karena busuk, 2-4% karena terlalu matang, dan 10% karena kerusakan mekanis.
Penanganan panen dan pascapanen yang tepat dapat menekan dan meminimalisir kerusakan dan susut bobot buah. Pengetahuan akan karakteristik buah serta teknik penanganan yang tepat dapat mempertahankan mutu buah pepaya.
Tingkat ketuaan buah saat panen menentukan jenis perlakuan pascapanen dan pemasaran. Buah dengan kematangan optimal memiliki rasa yang paling enak tetapi cepat rusak/busuk. Buah yang belum matang secara optimal dapat disimpan dalam waktu yang relatif lebih lama. Untuk pemasaran dalam jarak yang jauh, buah dipanen pada tingkat ketuaan buah 1 atau 2. Perbedaan tingkat ketuaan buah menghasilkan perbedaan sifat fisik dan kimia selama penyimpanan pada suhu ruang.
2. Cara panen
Cara panen yang baik adalah yang paling sedikit menghasilkan luka pada buah pepaya. Panen dapat dilakukan secara manual dengan memetiknya menggunakan tangan atau dengan galah yang sudah diberi wadah untuk manampung buah yang jatuh.
3. Pemeraman
Pemeraman dilakukan untuk mendapatkan buah pepaya dengan tingkat kematangan yang seragam. Pemeraman dapat dilakukan menggunakan karbit atau larutan ethrel. Untuk satu ton buah,diperlukan 300 gram karbit.
4. Penanggulangan penyakit pascapanen
Penyakit pascapanen buah pepaya umumnya bersifat laten. Penyakit berasal ketika masih di pohon dan berkembang setelah buah menjadi matang penuh. Beberapa penyakit pascapanen buah pepaya adalah antraknosa yang ditandai dengan adanya bercak coklat, penyakit busuk lunak, dan penyakit busuk pangkal tangkai. Beberapa bahan yang dapat digunakan untuk menanggulangi penyakit pascapanen buah tomat adalah prochloraz, benomyl, morestan, dan juga air panas yang dikombinasikan dengan fungisida. Bahan lain yang dapat digunakan adalah ozone. Ozone dapat menanggulangi penyakit pascapanen pepaya karena ozone adalah anti mikrobial untuk mematikan bakteri, jamur, virus, dan protozoa.
5. Penghambatan kematangan buah pepaya
Penghambatan kematangan dilakukan untuk tujuan pengiriman jarak jauh. Penghambatan dapat dilakukan dengan bahan alami dengan cara melapisi buah dengan lilin karnauba, lilin lebah, dan kitosan. Pelapisan dimaksudkan untuk menekan respirasi dan transpirasi. Bahan lain yang dapat digunakan untuk melapisi buah pepaya adalah emulsi wax. Yang perlu diperhatikan, pelapisan tidak boleh terlau tebal dan tidak boleh terlalu tipis.
6. Pengemasan buah pepaya
Untuk keperluan pemasaran jarak jauh ataupun jarak dekat, pengemasan sebaiknya dilakukan secara khusus untuk meminimalisir kerusakanserta tetap menjaga mutu buah pepaya. Bahan pengemasan dibuat dari kertas karton ataupun peti kayu. Bahan lain yang dapat digunakan adalah net foam. Net foam mampu menekan jumlah kerusakan buah selama proses pengangkutan.
7. Penyimpanan
Untuk memperpanjang umur simpan buah, penyimpanan dapat dilakukan pada suhu rendah. Suhu penyimpanan untuk buah pepaya adalah 10-25C. Penyimpanan pada suhu kurang dari 10C menyebabkan buah tidak dapat matang sampai akhir penyimpanan.
sumber/refferensi:
Suyanti. 2011. Teknologi pascapanen untuk meningkatkan mutu buah pepaya.Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian Vol 7 (2).
No comments:
Post a Comment