Benih/bibit merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman. Benih/bibit yang baik memiliki potensi hasil yang baik disamping memiliki ketahanan terhadap cekaman, baik cekaman biotik ataupun abiotik. Bibit yang baik adalah yang memiliki daya tumbuh minimal 95%.
Pada budidaya tanaman bawang merah, penanaman umumnya menggunakan bibit. Bibit diperoleh dari umbi bawang yang telah dipanen dan disimpan untuk memecahkan dormansi.
Beberapa standar penyiapan bibit yang diperhatikan diantaranya:
Pada budidaya tanaman bawang merah, penanaman umumnya menggunakan bibit. Bibit diperoleh dari umbi bawang yang telah dipanen dan disimpan untuk memecahkan dormansi.
Beberapa standar penyiapan bibit yang diperhatikan diantaranya:
- Calon bibit merupakan umbi dari tanaman sehat, disimpan dalam keadaan kering, dan masih terdapat daun pada umbi calon bibit.
- Berasal dari tanaman yang dipanen minimal 55 hari.
- Bibit telah disimpan 2-3 bulan, bernas (keras, tidakkempos) dan berwarna merah.
- Umbi memiliki ukuran sedang (1,5-1,8 cm)
- Umbi tidak luka dan memiliki penampakan yang bagus serta tidak busuk.
- Umbi yang siap tanam dipotong 1/3 bagian ujung untuk memecah dormansi segera setelah akan ditanam.Setelah umbi siap, kegiatan selanjutnya adalah penanaman.
Bibit bawang merah ditanam di bedengan-bedengan yang telah dibuat pada proses pengolahan tanah. Bibit ditanam dengan jarak tanam 12 x 15 cm, 15 x 17 cm, 16 x 18 cm atau sesuai dengan kebiasaan dan kearifan lokal setempat. Bibit ditanam menghadap atas dengan ¾ bagian dibenamkan dalam tanah. Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari ketika intensitas cahaya matahari telah berkurang. Pada musim kemarau, lahan disiram terlebih dahulu sebelum bibit ditanam.
Refferensi:
Refferensi:
Mudatsir., Sutomo, Hadi. 2016. Buku Praktis Budidaya Bawang Merah. Dewan Bawang Nasional dan Pusat Pelatihan Bawang Merah “Mekar Jaya”, Brebes.
No comments:
Post a Comment