Patik merupakan salah satu penyakit penting pada tembakau yang disebabkan oleh Cercospora nicotianae. Pada tahun 1999, lebih dari 60% daun tembakau NO terserang Cercospora nicotianae sehingga menimbulkan kerugian sebesar 100 milyar rupiah. Pada tembakau bawah naungan (TBN), kerugian akibat penyakit patik mencapai 100-125 milyar rupiah.
sumber gambar: http://www.apsnet.org/ |
Perkebangan penyakit patik sangat tergantung pada faktor cuaca. Secara umum, faktor cuaca yang berpengaruh terhadap jamur adalah: 1) suhu, berpengaruh terhadap laju pertumbuhan hifa, 2) curah hujan dan embun, memungkinkan perkecambahan dan pertumbuhan patogen eksudasi dan mengendapnya konidium pada permukaan tanama dan pemencarannya, 3) kelembaban, mempengaruhi kemampuan bertahan hidup, pertumbuhan patogen, dan pembebasan spora, 4) angin, berpengaruh sebagai pembawa dalam penyebaran, 5) cahaya, mempengaruhi eksudasi, sporulasi, pemecahan konidium, perkecambahan konidium, dan pertumbuhan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap tembakau Besuki NO di Jember, pemencaran konidium pada satu musim didukung oleh peningkatan kecepatan angin dan penurunan kelembaban udara. Pada bulan kering ataupun bulan lembab, peningkatan kecepatan angin yang diikuti oleh penurunan kelembaban udara akan mendukung pemencaran konidium. Hanya dibutuhkan pergerakan angina dengan kecapatan 0,28 m/detik pada suhu 25C untuk memencarkan konidium.
Pada tembakau VO yang ditanam pada bulan basah, pemencaran konidium hanya dipengarui oleh kecepatan angina. Kecepatan angina sebesar 0,02 m/detik sudah mampu memencarkan konidium.
Kelambaban udara hanya berpengaruh pada pertanaman tembakau di bulan kering (NO). Pada bulan kering, kecepatan angina merupakan pemicu utama untuk pembebasan konidium. Dengan kecepatan angina yang tinggi, konidium dapat dibebaskan secara paksa dari pendukungnya dan kemudian memencarkannya. Pemencaran konidium didukung oleh tingginya suhu dan sinar matahari dengan intensitas dan waktu yang lama serta menurunnya kelembaban udara.
Cercospora nicotianae merupakan jamur yang dipencarkan oleh angina (dry-dispersed pathogens), yang mempunyai karakteristik dengan periodisitas diurnal yang jelas, puncak pemencarannya sekitar tengah hari pada saat kecepatan angin tinggi, suhu yang tinggi dan kelembapan yang rendah.
Pada umumnya pemencaran konidium berlangsung pada keadaan udara kering, yakni kelembaban udara lebih rendah dari 70%. penurunan kelembaban udara sering terjadi pada pagi hari yang mengimbas perubahan dalam struktur jamur akibat berkurangnya kadar air. Perubahan ini memberikan daya gerak (momentum) untuk terlepasnya spora. Sekali konidium terlepas dari pendukungnya, kelembaban konidium selanjutnya sangat ditentukan oleh proses fisik. Potensi penyebarannya melalui angin tergantung pada kecepatan angin dan intensitas turbulennnya
Refferensi:
Tantawi, Ahmad Rafiqi. 2007. Hubungan Kecepatan Angin dan Kelembaban Udara terhadap Pemencaran Konidium Cercospora nicotianae pada Tembakau. Agritrop 26(4): 160-167.
No comments:
Post a Comment