Pada prinsipnya, bibit yang telah berhasil diokulasi dapat langsung ditanam di lahan pertanaman karet yang sudah disediakan. Akan tetapi, terkadang bibit yang masih terlalu kecil dan belum memiliki tunas yang berkembang dengan baik memiliki resiko kematian yang tinggi ketika langsung ditanam di lahan pertanaman. Oleh karena itu, bibit-bibit hasil okulasi harus dirawat dan diperakukan sedemikian rupa sehingga kematian ketika di tanam di lapangan. Secara umum terdapat tiga jenis bibit hasil okulasi. Ketiganya adalah stum mata tidur, stum mini, dan bibit polybag.
1. Stum mata tidur
Stum mata tidur merupakan bibit hasil okulasi yang mata okulasinya belum tumbuh. Untuk bibit stum mata tidur yang berumur kurang dari 1 tahun, panjang akar tunggang yang ideal adalah 45-50 cm dan akar lateralnya 3-5 cm. Stum mata tidur yang berumur 1-2 tahun, panjang akar tunggang ideal adalah 50-60 cm dan akar lateralnya 5-7 cm. Pembongkaran/pencabutan bibit merupakan salah satu bagian paling penting dan krusial dalam mendapatkan bibit stum mata tidur.
Pencabutan bibit dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau juga dengan menggunakan dongkrak bibit. Cangkul digunakan untuk mencabut bibit yang berumur lebih dari 1 tahun. Dongkrak bibit digunaan untuk mencabut bibit yang berumur kurang dari 1 tahun.
a) Mencabut bibit dengan cangkul
Dua minggu sebelum bibit dicabut, bibit dipotong setinggi 5-7 cm di atas tempelan okulasi. Selanjutnya dibuat parit sedalam 60 cm di salah satu sisi tanaman sejauh 10 cm dari tanaman sepanjang barisan tanaman. Akar tunggang di kedalaman 45 cm dipotong dan bibit diarahkan ke dalam lubang. Akar lateral dipotong dan disisakan sekitar 5 cm dan didapatkan stum mata tidur yang siap ditanam di lahan pertanaman.
b) Mencabut bibit dengan dongkrak bibit
Dua minggu sebelum bibit dicabut, bibit dipotong setinggi 50 cm dari jendela okulasi. Bagian atas batang dijepit dengan menggunakan dongkrak bibit. Selanjutnya bibit dicabut dengan cara mengungkit bagian tangkai dongkrak bibit. Setelah bibit tercabut, bibit tidak langsung ditana tetapi mendapatkan beberapa perlakuan terlabih dahulu. Bagian atas yang semula setinggi 50 cm dipotong hingga tersisa 5-7 cm di atas pertautan okulasi. Akar tunggang disisakan 35 cm dan akar lateral 5 cm. bakas potongan diolesi dengan parafin. Bibit sudah siap untuk di tanam di lahan pertanaman.
2. Stum mini
Stum mini merupakan bibit stum mata tidur yang ditumbuhkan terlebih dahulu di pembibitan selama 6-8 bulan sebelum pembongkaran. Stum mini memiliki lebih banyak mata tunas daripada stum mata tidur. Setelah okulasi dinyatakan berhasil, dilakukan pemotongan setinggi 5-7 cm di atas tempelan okulasi. Mata okulasi dibiarkan tumbuh dan dipelihara di pembibitan hingga 6-8 bulan. Pada saat berumur 6-8 bulan tersebut tanaman sudah memiliki batang yang berwarna coklat setinggi 50 cm dan berdiameter 2 cm. Selanjutnya dipotong pada ketinggian 50 cm atau sekitar 3 cm di atas karangan mata/bekas tangkai daun. Dua minggu setelah dilakukan pemotongan, bibit baru bisa dibongkar/dicabut. Pencabutan dengan menggunakan cangkul seperti pencabutan pada stum mata tidur. Akar tunggang dan akar lateral masing-masing disisakan 40 dan 5 cm baru kemudian dapat ditanam di lahan pertanaman.
3. Bibit dalam polybag
Bibit polybag merupakan bibit okulasi yang ditumbuhkan di dalam polybag. Bibit polybag memiliki satu atau dua payung baru setelah itu dapat ditanam di lapangan. Bibit dalam polybag dapat berasal dari stum mata tidur atau batang bawah yang diokulasi dalam polybag (okulasi dini dan okulasi hijau). Ukuran polybag yang digunakan adalah 45 x 30 cm atau ukuran 40 x 12,5 cm dan sebaiknya berwarna hitam.
a) Bibit dalam polybag dari stum mata tidur
Tanah yang digunakan adalah top soil yang memiliki tingkat aerasi dan drainase yang baik. Ujung akar stum mata tidur ditanam tepa di tengah-tengah polybag. Polybag kemudian diisi dengan tanah yang sudah dipersiapkan sampai batas leher akar. Tanah sedikit demi sedikit dipadatkan hingga ketika stum diangkat bibit tidak tercabut. Pada tempat meletakkan polybag, dibuat parit kecil sedalam 10 cm dengan lebar sekitar dua kali ukuran polybag. Dua polybag disusun di dalam parit dengan posisi masing-masing mata menghadap keluar. Urea diberikan sebanyak 5 gram per batang waktu pembentukan satu payung dan setelah membentuk payung urea ditambah hingga menjadi 10 gram per batang. Jika ternyata akar keluar dari polybag, akar tunggang tersebut dipotong kemudian dipelihara lagi selama 1-2 minggu sebelum akhirnya dibongkar dan ditanam di lapangan.
b) Bibit dalam polybag dari okulasi dini dan hijau
Perawatan yang dilakukan paa bibit dalam polybag dari okulasi dini dan hijau tidak serumit dari stum mata tidur. Proses okulasi yang sedari awal memang di dalam polybag memberikan kemudahan dalam perawatan bibit. Bibit cukup dipelihara sampai memiliki dua payung daun baru setelah itu dapat dipindah langsung ke lahan pertanaman.
Dibutuhkan waktu kurang lebih 4 bulan dari pembukaan balutan okulasi untuk bibit membentuk dua payung.
Balai Penelitian Karet Getas
No comments:
Post a Comment