Jamur upas merupakan salah satu penyakit yang menyerang batang tanaman karet. Jamur upas disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor. Jamur upas dapat menyerang tanaman yang belum menghasilkan ataupun tanaman yang sudah menghasilkan. Terdapat empat tingkat perkembangan jamur upas.
Pada tingkat serangan awal, hanya terdapat lapisan jamur yang tipis dan berwarna putih di permukaan kulit (tingkat sarang laba-laba). Selanjutnya jamur berkembang menjadi kumpulan-kumpulan benang jamur yang disebut dengan tingat bongkol-bongkol. Pada serangan selanjutnya, terbentuk lapisan kerak berwarna merah muda yang disebut dengan tingkat corticium dan jamur sudah masuk ke dalam kayu. Pada serangan akhir jamur membentuk kerak tebal berwarna merah yang disebut dengannecator. Dari bagian yang terserang biasanya keluar lateks berwarna hitam meleleh di permukaan batang tanaman. Kulit yang sakit akhirnya membusuk dan berwarna hitam kemudian mengering dan terkelupas.. bagian kayu di bawah kulit yang sakit menjadi rusak dan menghitam. Pada serangan lanjut, tajuk percabangan akan mati dan mudah patah oleh angin.
Peularan jamur terjadi melalui penyebaran spora yang dibawa angina. Serangan jamur upas banyak dijumpai pada tanaman yang berumur 3-7 tahun dan kebun dengan tingkat kelembaban yang tinggi Pengendalian penyakit
1. menanam klon yang tahan jamur upas pada daerah dengan curah hujan yang tinggi. Klon-klon yang tahan diantaranya adalah AVROS 2037, PR 261, GT 1, BPM 107, PB 260, TM2, TM4, TM 5, TM 6, TM 8, dan TM 9.
2. menanam tanaman karet dengan jarak tanam tidak terlalu rapat untuk mengurangi tingkat kelembaban.
3. pengobatan dilakukan pada tingkat serangan sarang laba-laba. Batang yang terkena serangan diolesi dengan fungisida Calixin, Fylomax atau bubur bordo dengan kuas sampai 30 cm ke atas dan ke bawah bagian yang terserang. Bubur bordo tidak dianjurkan pada tanaman yang sudah menghasilkan karena dapat mengurangi kualitas lateks yang dihasilkan.
4. bila terkena serangan tingkat lanjut, dilakukan pengupasan pada kulit yang busuk. Kemudian dilumaskan Calixin RM secukupnya.
Situmorang Aron dan A. Budiman. 1996. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Balai Penelitian Karet Sembawa.
No comments:
Post a Comment