Tanaman keret merupakan tanaman daerah tropis yang tumbuh antara 15⁰ LS sampai dengan 15⁰ LU. Tanaman karet tumbuh dengan optimal di dataran rendah dengan ketinggian 0-200 mdpl. Semakin tinggi letak tempat, pertumbuhannya akan semakin lambat dan hasil lateks menjadi rendah. Ketinggian di atas 600 mdpl kurang cocok untuk pertumbuhan tanaman karet (Setyamidjaja, 1993).
Tanaman karet dapat tumbuh di berbagai jenis tanah mulai dari tanah alluvial, vulkanis, tanah gambut, dan beberapa tanah marginal seperti podzolik merah kuning. Tanah yang ideal untuk pertumbuhan tanaman karet adalah tanah yang bersolum dalam, jeluk lapisan lebih dari 1 meter, dan permukaan air rendah. Sifat tanah lain ang cocok untuk pertumbuhan tanaman karet adalah memiliki tekstur remah, aerasi dan drainase cukup, struktur terdiri dari 35% liat, 30% pasir, dan memiliki kemiringan lahan < 16%(Siswanto dkk., 2010). Tanaman karet toleran terhadap kemasaman tanah, dapat tumbuh pada pH 3,8 sampai 8. Namun demikian, pH tanah ideal untuk pertumbuhan karet adalah 5-6. pH yang lebih tinggi akan dapat menekan pertumbuhan tanaman karet (Sianturi, 2000).
Tanaman karet membutuhkan curah hujan 2000-4000 mm/tahun dengan persebaran yang merata sepanjang tahun. Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman karet adalah 25⁰ C sampai 35⁰ C dengan suhu optimal 28⁰ C (Seyamidjaja, 1993). Kelembaban udara yang sesuai untuk tanaman karet adalah 75-90%. Lama penyinaran dan intensitas cahaya berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman karet. Dalam sehari, tanaman karet membutuhkan intensitas cahaya yang cukup dengan lama penyinaran 5-7 jam. Angin yang kecang dapat merusak pertanaman karet karena pada umumnya tanaman karet memiliki batang yang tinggi sehingga peka terhadap kerusakan ketika banyak angina kencang yang menerpa (Sianturi, 2001).
No comments:
Post a Comment