Legume ini berasal dari Amerika Latin dan dibawa ke Asia Tenggara oleh bangsa Spanyol. Pachyrrhizus erosus masuk ke Indonesia melalui Ambon oleh Rumphius. Pachyrrhizus erosus sudah banyak dibudidayakan di Indonesia sehingga sudah memiliki banyak nama daerah seperti patate cocon (Aceh), singkuwang (Batak), bangkuwang (Melayu), sangkowang (Dayak), Banguwang (Sunda), besusu (Jawa), jemperingan (Bali), uas (Timor), da bengkuwa (Ternate).
Bengkowang dapat tumbuh pada ketinggian 40-800 mdpl dengan curah hujan1500-3000 m per tahun. Benguwang tahan terhadap kekeringan tetapi tidak tahan terhadap adanya genangan.
Tanaman tumbuh menjalar di permukaan tanah atau merambat di pepohonan sekitarnya. Tinggi atau panjang tanaman dapat mencapai 3-8 meter. Dan majemuk beranak tiga, berbentuk belah ketupat, dan ujung daun meruncing. Panjang tangkai daun 3-15 cm, lebar daun dapat mencapai 14 cm, bunga muncul pada ketiak daun berbentuk tandan, berisi 2-6 bakal bunga, panjangnya bisa mencapai 35 cm. Bunga berwarna jingga pucat keputihan. Polong berwarna hijau tua berisi 6-12 biji. Untuk menghasilkan biji, tanaman dibiarkan tanpa pemangkasan. Konsekuensinya, tanaman akan memiliki ukuran umbi yang kecil.
Pachyrrhizus erosus digunakan sebagai penutup tanah pada lahan yang berlerang. Kemampuan menghasilkan hijauan cukup tinggi. Tanaman ini juga dapat diambil umbinya karena memiliki rasa yang manis dan memiliki kandungan air yang tinggi. Untuk diambil umbinya, Pachyrrhizus erosus ditanam di guludan-guludan lahan sawah dan atau tegalan. Pachyrrhizus erosus dapat memperbaii produktivitas tanah karena mampu menghasilkan hijauan dalam jumlah yang banyak. Sistem perakaran cukup baik karena dapat bersimbiosis dengan rhizobium yang dapat meningkatkan kadar nitrogen di dalam tanah.
Purwanto, Imam. 2007. Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment