Peningkatan permintaan hasil pertanian senantiasa meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Intensifikasi menjadi metode yang paling banyak digunakan untuk pengembangan pertanian. Seiring dengan permasalahan lingkungan yang timbul dan alih fungsi lahan di daerah-daerah pertanian intensif, pertanian juga di kembangkan di daerah-daerah yang baru (ekstensif). Daerah-daerah baru tersebut seringkali merupakan daerah marginal yang kurang sesuai atau harus diperlakukan terlebih dahulu agar sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu daerah yang dikembangkan untuk pertanian adalah lahan masam.
Tanah masam merupakan tanah yang memiliki pH sangat rendah sehingga seringkali meracuni tanaman secara langsung atau juga menjadikan tanah tidak dapat menyediakan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, perlu dilakukan pengolahan dan pengelolaan pada tanah masam agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman dan dapat menyediakan hara bagi tanaman. Beberapa cara penanggulangan dapat dilakukan melalui pendekatan kimia, fisik-mekanik, dan biologi
a. Cara kimia
Cara kimia dilakukan dengan memberikan bahan-bahan kimia sintetis pada tanah masam. Pemberian zat-zat kimia tersebut dilakukan dengan pengapuran, pemupukan dan penyemprotan herbisida. Pengapuran dilakukan untuk menaikkan pH, meningkatkan Kapasitas Tukar Kation, dan menetralisir Al yang meracuni tanaman. Pemupukan dilakukan untuk memberikan hara bagi tanah yang pada akhirnya bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penyemprotan dimaksudkan untuk meminimalisir hilangnya hara yang diserap oleh gulma.