Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian utama yang memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan strategis di bidang ekonomi. Peningkatan produktivitas jagung dapat dilakukan dengan membuat varietas unggul jagung sesuai spesifikasi lingkungan atau juga dengan teknik budidaya yang tepat. Teknik budidaya yang tepat pada umumnya adalah mensinergikan kebutuhan tanaman dalam setiap fase pertubuhan tanaman dengan input yang harus diberikan.
Seperti pada tanaman yang lain, jagung juga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda untuk setiap fase pertumbuhan. Berikut adalah fase pertumbuhan tanaman jagung yang selama ini sudah dikenal:
1. Fase perkecambahan
Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit benih. Proses perkecambahan dimulai ketika terjadi penyerapan air oleh benih melalui proses imbibisi. Proses ini menjadikan benih membengkak diikuti oleh peningkatan aktivitas enzim serta respirasi. Awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp kemudian radikula menembus koleoriza. Setelah radikula muncul, empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang bersamaan, plamula tertutup oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh peanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan peting dalam pemunculan kecambah di permukaan tanah. Ketika ujung koleoptil muncul keluar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah.
Umumnya kecambah jagung akan muncul di permukaan tanah pada 4-5 hari setelah tanam. Pada kondisi yang dingin dan kering, pemunculan kecambah dapat berlangsung hingga dua minggu setelah tanam atau bahkan lebih.
2. Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur 10-18 hari setelah berkecambah. Pada fase ini, akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh, akar nodul sudah mulai aktif, dan titik tumbuh berada di bawah permukaan tanah. Suhu tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman. Suhu rendah akan menghambat keluarnya daun, meningkatkan jumlah daun, dan menunda terbentuknya bunga jantan.
3. Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur 18-35 hari setelah berkecambah. Titik tumbuh sudah berada di atas permukaan tanah, perkembangan dan penyebaran akar sangat cepat, dan pemanjangan batang berlangsung dengan cepat. Pada fase ini bakal bunga jantan dan perkembangan tongkol dimulai. Tanaman mulai menyerap hara dalam jumlah banyak sehingga diperlukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman.
4. Fase V11-Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11-daun terakhir 15-18)
Fase ini berlangsung saat tanaman berumur 33-50 hari setelah berkecambah. Tanaman tumbuh dengan cepat disertai dengan akumulasi bahan kering yang cepat pula. Air dan hara dalam jumlah cukup sangat dibutuhkan tanaman pada fase ini. Tanaman yang kekeringan dan kekurangan hara akan memiliki jumlah biji yang sedikit karena ukuran tongko yang kecil. Kekeringan pada fase ini berakibat pada terlambatnya kemunculan bunga betina.
5. Fase Tasseling VT (berbunga jantan)
Fase tasseling biaanya berlangsung pada 45-52 hari setelah tanam dan ditandai adanya cabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga betina. Tahap VT dimulai 2-3 hari sebelum rambut tongkol muncul dan tinggi tanaman sudah hampir mencapai tinggi maksimum serta mulai menyebarkan serbuk sari. Pada fase ini biomasa bagian vegetatif sudah maksimum, yaitu sekitar 50% dari total bobot kering tanaman. penyerapan N, P, dan K oleh tanaman masing-masing 60-70, 50, dan 80-90%.
6. Fase R1 (silking)
Tahap silking diawalli oleh munculnya rambut dari dalam tongkol yang tertutup kelobot, biasanya mulai 2-3 hari setelah tasseling. Penyerbukan terjadi ketika serbuk sari yang dilepas bunga jantan jatuh dan menyentuh permukaan rambut tongol yang masih segar. Serbuk sari membutuhkan waktu hingga 24 jam untuk mencapai sel telur. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki selama 2-3 hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8cm/hari dan akan terus memanjang hingga diserbuki. Bakal biji hasil pembuahan tumbuh dalam satu struktur tongkol dengan dilindungi oleh tiga bagian penting yaitu glume, lemma, dan palea serta memiliki warna putih di luar biji. Bagian dalam biji berwarna bening dan mengandung sedikti cairan. Pada tahap ini, apabila biji dibelah belum terlihat struktur embrio di dalamnya. Serapan N dan P sangat cepat sementara K sudah hampir lengkap.
7. Fase R2 (Blister)
Blister muncul sekitar 10 – 14 hari setelah silking. Pada fase ini, rambut tongkol sudah mulai kering dan berwarna gelap. Ukuran tongkol, kelobot, dan janggel hampir sempurna. Biji sudah mulai tampak dan berwarna putih melepuh. Pati mulai diakumulasi ke endosperm, kadar air biji sekitar 85% dan akan terus menurun hingga panen.
8. Fase R3 (masak susu)
Terjadi 18-22 hari setelah silking. Penisian biji yang semula dalam bentuk cairan bening menjadi berwarna putih seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji berlangsung dengan cepat dan warna biji sudah mulai terlihat seperti pada deskripsi varietasnya. Setiap sel yang berada pada endosperm sudah berbentuk lengkap. Kekeringan pada fase R1 hingga R3 dapat menurunkan ukuran dan jumlah biji yang terbentuk. Kadar air biji dapat mencapai 80%.
9. Fase R4 (dough)
Fase R4 mulai terjadi 24-28 hari setelah silking. Bagian dalam biji seperti pasta (belum mengeras). Separuh dari akumulasi bahan kering biji sudah terbentuk, dan kadar air biji menurun menjadi sekitar 70%. Cekaman kekeringan pada fase ini berpengaruh terhadap bobot biji.
10. Fase R5 (pengerasan biji)
Fase R5 akan terbentuk 35-42 hari setelah silking. Seluruh biji sudah terbentuk sempurna, embrio sudah masak, dan akumulasi bahan kering biji akan segera terhenti. Kadar air biji 55%.
11. Fase R6 (masak fisiologis)
Tanaman jagung memasuki tahap masak fisiologis 55-65 hari setelah silking. Pada tahap ini, biji-biji pada tongkol telah mencapai bobot kering maksimum. Lapisan pati yang keras pada biji telah berkembang dengan sempurna dan telah terbentuk pula lapisan absisi berwarna coklat atau kehitaman. Pembentukan lapisan hitam (black layer) berlangsung secara bertahap, dimulai dari biji pada bagian pangkal tongkol menuju ke bagian ujung tongkol. Pada varietas hibrida, tanaman yang mempunyai sifat tetap hijau (stay green) yang tinggi, kelobot dan daun bagian atas masih berwarna hijau meskipun telah memasuki tahap masak fisiologis. Pada tahap ini kadar air biji berkisar 30-35% dengan total bobot kering dan penyerapan NPK oleh tanaman mencapai masing-masing 100%.
Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
Blog anda keren.. dukung kami mengawal kebijakan Pertanian Indonesia
ReplyDeleteterima kasih sudah berkunjung
Deletetanam jagung sampai berbuah kurang lebih 2-3bulan..
ReplyDeletesy kira 1 tahun baru berbuah..thanks yah
mau nanya lembaga yg mengelola jagung siapa utk international. kalo padi kan ada IRRI, utk jagung apa yah?
ReplyDeleteThank you about this paper
ReplyDeleteThank you
ReplyDeleteBagus ulasannya & sangat membantu. Terima kasih
ReplyDeleteSaya mau nanya,apa bisa ridomil di aplikasikan pada tanaman jagung manis yang suda terkena bulai yang cukup parah?
ReplyDeleteSaya mau tanya,apa bisa ridomil dapat menyembukan penyakit bulai pada tanaman jagung manis yang suda terinfeksi?
ReplyDelete