Yang pertama kali harus diperhatikan adalah pemilihan varietas atau jenis tomat yang akan ditanam. Beberapa varietas tomat unggul yang dikeluarkan oleh Balai Penelitian Tanaman Sayur Lembang adalah Opal, Mirah, Jamrut, Permata, Marta, Idola, dan lain sebagainya.
1. Pesemaian
Sebelum disemai, benih lebih baik direndam dalam air hangat atau direndam dalam larutan Previcur N (1ml/l) selama satu jam. Benih disebar merata pada bedengan/tempat pesemaian dengan media campuran antara pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Benih kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan pesemaian diberi atap dan setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbungan daun atau polybag kecil dengan media tanam yang sama seperti pada pesemaian. Bibit dan media tanam dijaga kelembabannya dan setelah berumur 3 minggu bibit dapat benar-benar dipindahkan ke lahan.
2. Pengolahan lahan
Lahan yang digunakan sebaiknya bukan yang bekas digunakan untuk pertanaman cabai, terung, atau juga tomat. Sisa-sisa tanaman yang ada di lahan dikubur untuk menambah bahan organik tanah. Pada tanah dengan pH kurang dari 5,5, tanah diberi dolomit dengan dosis 2-4 ton/ha. Pemberian dolomit dilakukan 3-4 mingu sebelum tanam.
Dibuat bedengan denan lebar 120-160 cm, tinggi 40-50 cm untuk musim penghujan dan 10-20 cm pada musim kemarau. Panjang bedengan disesuaiakan dengan lahan yang ada. Pada bedengan, dibuat lubang tanam dengan jarak antar baris 60-80 cm dan jarak dalam baris adalah 40-50 cm sehingga jarak tanamnya 60x50 atau 80x40 cm. Jumlah tanaman setiap hektar dapat mencapai 25000-40000 tanaman.
3. Pemupukan
Pupuk kandang dengan dosis 30 ton/ha atau 1 kg setiap lubang tanam. Pupuk anorganik dapat menggunakan pupuk majemuk NPK atau juga dengan menggunakan pupuk tunggal urea atau ZA, SP-36, dan KCl. Pupuk NPK 15:15:15 adalah 1000-1200 kg/ha, pupuk urea 125 kg/ha, pupuk ZA 300 kg/ha, SP-36 250 kg/ha, dan KCl 200 kg/ha.
Pupuk kandang, SP-36, KCl, dan setengah dosis pupuk urea diberikan pada tiap lubang tanam , 2-7 hari sebelum penanaman. Sisa pupuk urea diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan cara ditugal 10 cm di kiri atau kanan tanaman tomat.
4. Pemulsaan
Mulsa untuk pertanaman tomat dapat menggunakan jerami atau juga plastik hitam perak. Mulsa jerami dihamparkan setebal 5 cm (10 ton/ha) untuk musim kemarau dan dihamparkan dua minggu setelah tanam. Plastic hitam perak dapat digunakan pada musim kemarau dan musim penghujan.
5. Pemeliharaan
Untuk menghindari serangan hama H. armigera, disekeliling tanaman tomat diberi dua baris tanaman tagetas atau jagung sebagai tanaman perangkap. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman tomat memiliki vigor yang baik. Selanjutnya, penyiraman disesuaikan dengan kebutuhan. Dilakukan penyulaman tanaman yang mati atau tidak tumbuh dengan normal sampai umur pertanaman 2 minggu. Pengendalian ulat tanah hanya dilakukan secara manual. Pemberian ajir dilakukan pada tanaman yang sudah memiliki tinggi 25 cm. Karena tanaman tomat tidak merambat, tanaman ditali pada ajir yang sudah disediakan. Pengikatan dilakukan setiap 15 cm dibawah tangkai daun.
6. Pengendalian OPT
Pengandalian dapat dilakukan dengan antara lain:
- Menggunakan border tanaman jagung atau tagetas.
- Menggunakan musuh alami atau predator
- Menggunakan perangkap (kuning atau metyl eugenol)
- Menggunakan pestisida kimia dan pestisida nabati
7. Panen
Waktu panen umumnya tergantung varietas dan kondisi tanaman. Ada yang siap panen pada umur 2,5 bulan, ada juga yang siap panen pada saat umur 3 bulan. Tanaman tomat juga dapat dipanen hingga 5 kali.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sumedang.
No comments:
Post a Comment