Phalaeonopsis amibilis merupakan anggrek epifit yang tubuh di dataran rendah hingga ketinggian 1200 mdpl (purwaningsih dkk., 2002). Phaleonopsis amibilis dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Anggrek Bulan. Anggrek Bulan memiliki batang yang sangat pendek dan seringkali yang terlihat hanya akar dan daun-daunnya. Akar berbentuk pipih berwarna perak atau almunium berukuran panjang dan melekat pada media tumbuhnya. Ujung akar berbentuk bulat dan runcing berwarna hijau kemerahan. Ujung akar berukuran panjang 1-2 cm. Ketika tanaman kekurangan air atau nutrisi, ujung akar akan berwarna pucat dan harus dipotong. Yang perlu diperhatikan terkait lingkungan adalah kondisi cahaya, suhu, dan ketersediaan air. Lebih baik tanaman sedikit kekurangan air daripada kelebihan air.
Daun berbentuk bulat panjang dengan jumlah 3-8 helai dan kaku. Daun mengkilat dengan panjang 40 cm dan lebar 13 cm. Tangkai bunga muncul dari pangkal batang, berwarna hijau kehitaman, terkadang bercabang, dan berukuran sebesar lidi dengan panjang hingga 80 cm. dalam satu tangkai, terdapat hingga lebih dari 60 kuntum bunga. Berbunga dua kali setauhun dan tahan lama. Bunga tersusun rapat dengan diameter hingga 12 cm.
2. Dendobium anosmum
Dendrobium memiliki batang yang bergantung ke bawah dengan panjang hingga mencapai 100 cm. Berbentuk bulat dan berwarna agak keputihan. Daun kecil-kecil dengan panjang 11 cm dan lebar 2,5 cm. Ujung berbentuk runcing dan mudah gugur. Bunga keluar dari buku-buku batang, berpasangan, dan memiliki diameter 8-10 cm. Daun kelopak bunga tidak seluas daun tajuk. Ujuk kelopak bunga berbentuk runcing, warna kemerahan, dan panjangnya 6 cm, dan agak berkerut (Latif, 1960).
Tinggi tanaman D. anosmum memiliki nilai tertinggi, yaitu 118,40 cm, yang nyata berbeda dengan tinggi tanaman ke lima belas anggrek spesies lainnya. Batang anggrek ini berupa pseudobulb atau batang semu yang tumbuh menggantung ke bawah. Hanya pada saat tumbuhnya tunas baru saja, pertumbuhan pseudobulb dari anggrek ini ke arah atas. Pertumbuhan batang selanjutnya menggantung ke arah bawah, seiring dengan bertambah panjangnya pseudobulb (Purwantoro dkk., 2005).
3. Vanda terret
Vanda terret atau anggrek pensil memiliki batang berukuran 1,75-2,5 m dengan diameter 1 cm. Akar halus, membujur dan letaknya jarang-jarang. Daun berbentuk bulat seperti pensil dengan ujung yang meruncing. Memiliki diameter yang hampir sama dengan batangnya dan berukuran panjang 7-10 cm.
Tangkai bunga keluar dari ketiak daun dengan panjang 15-25 cm, berbunga hingga 8 kuntum, dan terkadang bunga mekar tidak bersamaan. Diameter bunga 5 cm. Sepal agak panjang dan berbentuk seperti telur. Petal sedikit lebar, berbentuk kotak, dan bergelombang di bagian ujungnya. Warna dorsalis ungu-merah muda, warna sepal lateral sedikit lebih pucat. Petal lateral berwarna keunguan.
Memiliki labellum besar berukuran hingga 4 cm, dan kedalamannya 3 cm. labellum berbelah tiga berbentuk sabit yang membungkuk. Labellum terdiri dari tiga bagian dan berwarna ungu. Vanda teret memiliki taji pada pangkal labellum dan menghadap ke bawah.
4. Oncidium varicasum
Oncidium berasal dari kata konkos yang berarti tumor. Merupakan tanaman angggrek yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Oncidium dapat berbunga dnegan baik ketika suhu siang hari 70F- 80F. Dan suhu malam hari adalah 60F-65F. Ketika suhu lebih rendah lagi, maka bunga akan menjadi lebih awet (Superfloralretailing, 2007).
Oncidium varicosum memiliki tangkai bunga dengan panjang hingga 1,5 m. memiliki banyak kuntum bunga, menjuntai, Sepal berbentuk bulat panjang. Memiliki pseudobulb yang beralur-alur, jumlah daun dua helai, tidak lebar, tipis, dan lunak.
5. Catleya percivaliana
Memiliki batang semu (pseudobulb), kecil dan pendek. Daunnya keras dan kaku. Hidup menumpang pada batu sampai pohon-pohon yang besar dan menjulang tinggi. Daunnya berbentuk bulat memanjang sekitar 10 – 15 cm dan lebar 5 cm dengan permukaan licin. Daun terletak diatas umbi semu dan berdiri tegak. Daun berdaging dan keras. Anggrek ini tumbuh di batang pohon atau menempel di batu-batuan, serta menyukai tempat yang sedikit ternaungi (Hasanuddin, 2010).
6. Arachnis sp
Arachnis merupakan anggrak yang epifit yang dapat ditanam secara terestrik dan tumbuh di dataran rendah. Daun tumbuh di kiri dan kanan dan agak terpilin dengan ukuran panjang 15 cm dan lebar 2,5-3 cm. Tangkai bunga keluar dari batang, bercabang-cabang, terdiri dari kuntum bunga yang banyak. Arachnis disebut sebagai anggrak kalajengking. Sepal dan petal berbentuk ramping berwarna kuning bergaris coklat dan labellum berwarna coklat muda (Purwaningsih dkk., 2002).
7. Aeridas sp.
Aerides tersebar luas dan dapat ditemui pada ketinggian 1500 mdpl. Tumbuh secara epifit, daun berbentuk memanjang dan bersusun selang seling. Aerides biasa disebut sebagai anggrak kuku macan atau anggrek lilin (purwaningsih dkk., 2002). Tipe pertumbuhan monopodial. Akar putih dan besar, melekat pada pohon inang. Batang panjang, ada yang bercabang, tertutup pelepah daun. Daun berbentuk pita, ujungnya membelah dua, permukaan mengkilat, dan tersusun rapat. Panjang daun 10 – 25 cm, lebar 2 - 3 cm. Bunga tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, merunduk, panjang 25 – 30 cm. Jumlah bunga dalam tiap tandan 15 – 25 kuntum. Bunganya putih dengan bintik-bintik ungu pudar. Anggrek ini menyukai tempat terbuka (Hasanuddin, 2010).
8. Gramatopilum sp.
Dikenal dengan nama anggrek macan dan merupakan anggrek yang terbesar di dunia. Tangkai buna dapat mecapai 2 m. Biasanya berbunga 3-4 tahun sekali. Bunga berwarna kuning bertotol-totol coklat di seluruh petal dan sepal. Labellum sangat kecil berwarna kuning bergaris-garis. Setiap tangkai bunga berisi kurang lebih 60 kuntum bunga (purwaningsih dkk., 2002).
9. Spatoglotis sp
Merupakan anggrek terrestrial yang tumbuh pada ketingian 0-500 m dpl. Tanaman dapat melakukan pembuhan sendiri. Batang dan daun kaku, dan memiliki sirip yang sejajar. Tanaman dapat menjadi gulma. Warna bunga bervariasi dan pada umumnya berwarna ungu dan putih. Spathoglotis biasa disebut anggrek antel-antelan (purwaningsih dkk., 2002).
10. Paphiopedilum hookerae
Merupakan spesies terestrik, tumbuh di bukit atau dasar bukit, kadang tumbuh di bebatuan berlumut atau bukit berisi sampah organik pada ketinggian 200-2600 m dpl. Daun berjumlah 5-7 helai, berbentuk lonjong, dan runcing di bagian ujungnya. Permukaan daun lurik berwarna hijau dan bagian bawah berwarna bercak keunguan. Tangai bunga sepanjang 40-50 cm, berwarna ungu dengan satu kuntum bunga di ujungnya. Bunga berukuran 5-8 cm, sepal dorsalis berwarna colat muda dan bagian tengahnya berwarna hijau muda. Sepal berwarna kuning pucat sedangkan petalnya berwarna hijau pucat dengan bercak-bercak pada dua pertiga bagian dasarnya. Labellum berukuran 4-4,5 x 1,5 cm berupa kantong agak horizontal dan disebut sebagai anggrek lurik (purwaningsih dkk., 2002).
Latif, S.M.
1960. Bunga Anggerik, Permata Belantara Indonesia. Sumur Bandung, Bandung.
Hasanuddin. 2010. Jenis Tumbuhan Anggrek Epifit di
Kawasan Cagar Alam Juntho Kabupaten Aceh Besar. Unsiyah Banda Aceh, Banda Aceh.
Iswanto, H. 2001. Anggrek Phalaenopsis. Agro
Media Pustaka, Jakarta.
Purwantoro, A.,
E, Ambarwati., dan F. Setyaningsih. Kekerabatan
antar spesies berdasarkan sifat morfologi tanaman dan bunga. Jurnal Ilmu
Pertanian 12(1): 1-11.
No comments:
Post a Comment