Secara umum, ubi jalar memiliki berbagai peran yang ketika dikembangkan mampu memberikan keuntungan dan manfaat baik dari segi ekonomi ataupun ketahanan pangan. Dari sisi agronomis, ubijalar memiliki berbagai kelebihan seperti potensi hasil yang secara genetis tinggi, toleran terhadap cekaman biotk dan abiotic, merupakan bahan yang edible, fleksibel dalam usaha tani dan umur panen, memiliki produksi minimal 20 ton/ha, dan biaya produksi tiap satuan karbohidrat yang lebih murah daripada tanaman pangan lainnya. Selain dari sisi agronomis, ada faktor eksternal yang juga mendorong pengembangan komoditas ubijalar. Faktor eksternal tersebut adalah program diversivikasi pangan, program peningkatan indeks panen lahan sawah, subsidi pupuk, pengembangan industry pangan, dan penderita malnutrisi yang cukup banyak.
1. Aspek produksi
Pengembangan ubi jalar berdasarkan aspek produksi diarahkan pada penyelarasan antara permintaan dengan penyediaan. Target peningkatan produksi adalah 5,2 juta ton pada tahun 2030 atau meningkat dengan laju 5% per tahun. Peningkatan tersebut untuk memenuhi permintaan pangan, industry pangan, dan industry non pangan. Usaha komersial ubijalar akan semakin berkembang bila didukung oleh pasar lokal dan regional yang memberikan harga yang layak dan stabil. Pencapaian target produksi secara intensif dan ekstensif perlu didukung oleh kemitraan antara petani dengan pelaku industry. Kemitraan tersebut dapat mendorong tercapainya peningkatan produktivitas dan luas garapan serta pendapatan rumah tangga petani.
Ubi jalar memiliki syarat tumbuh yang luas sehingga mudah dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia
2. Aspek sosial ekonomi
Berkembangnya industry pangan dengan produk siap olah dan siap santap dapat mendorong terbentuknya pola kemitraan petani pemasok bahan baku dengan pihak industri dalam menjamin ketersediaan bahan baku, mendorong usaha tani komersial, dan meningkatkan luas garapan dan produktivitas sehingga pendapatan petani meningkat. Berkembangnya industry pangan berbasis ubijalar berfungsi sebagai pasar lokal yang dapat mengurangi biaya transportasi, sehingga marjin yang diterima petani dan posisi tawarnya meningkat.
3. Aspek kelembagaan
Potensi pengembangan komoditas ubijalar didukung oleh kerjasama atarsektor seperti petani, penyuluh, dan pihak industry sehingga terbentuk sumber dana pedesaan untuk mendorong usaha tani komersial. Ciri utama petani komersial yang saat ini sudah sedikit berjalan adalah tingkat adopsi teknologi yang tinggi dan dinamis, responsive terhadap perubahan lingkungan dan pasar, penggunaan input optimal, dan modal usaha yani tersedia.
Tingkat adopsi inovasi yang tinggi dapat mendorong penelitian penghasilan teknologi, peyuluh pertanian sebagai pentransfer teknologi, kelompok tani sebagai pengguna teknologi, dan lembaga sumberdana pedesaan sebagai pendukung usaha tani komersial. Sementara, respon terhadap lingkungan dapat mendorong berkembangnya usaha tani secara berkelanjutan, terbentuknya lembaga penyedia dan distributor sarana produksi, serta berkembangnya industry sebagai lembaga pemasaran lokal.
Referensi:
Suyamto, H., Sembiring M, Muchlish A., dan Wargiono. Prospek dan Kebijakan Pengenmbangan Ubijalar. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
No comments:
Post a Comment