Secara umum kandungan daun cincau hijau adalah karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa lainnya seperti Polifenol, Flavonoid serta mineral-mineral dan vitamin-vitamin, di antaranya Kalsium, Fosfor dan Vitamin A serta Vitamin B.
Polifenol merupkan senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Antioksidan fenolik biasanya digunakan untuk mencegah kerusakan akibat reaksi oksidasi pada makanan, kosmetik dan farmasi serta plastik. Fungsi polifenol sebagai penangkap dan pengikat radikal bebas dari rusaknya ion-ion logam. Kelompok tersebut sangat mudah larut dalam air dan lemak serta dapat bereaksi dengan vitamin C dan vitamin E. Kelompok-kelompok senyawa fenolik terdiri dari asam-asam fenolat dan flavonoid. Fenol merupakan zat antioksidan dari golongan antioksidasi pemutus rantai yang akan memotong perbanyakan reaksi berantai sehingga akan mengendalikan dan mengurangi peroksidasi lipid manusia dimana peroksidasi lipid merupakan reaksi rantai dengan berbagai efek yang berpotensial merusak dan juga merupakan sumber radikal bebas. Efek dari radikal bebas seperti radikal peroksil (ROO*), radikal alkoksil (RO*) dan radikal hidroksil (OH*) adalah perusakan jaringan in vivo sehingga menimbulkan penyakit kanker, proses penuaan, peradangan, aterosklerosis dan lain sebagainya. Radikal bebas dihasilkan saat pembentukan peroksidasi dari asam lemak dengan ikatan rangkap terselingi gugus metilen, yaitu ikatan yang ditemukan di dalam asam lemak tak jenuh ganda yang terdapat di alam. Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang terus menghasilkan pasokan radikal bebas sehingga terjadi reaksi peroksidasi berikutnya.
Senyawa flavonoid mempunyai ikatan gula yang disebut aglikon yang berikatan dengan berbagai gula dan sangat mudah terhidrolisis atau mudah lepas dari gugus gulanya. Flavonoid merupakan antioksidan yang potensial untuk mencegah pembentukan radikal bebas. Senyawa tersebut mempunyai sifat anti bakteri dan anti viral.
Selain sebagai zat anti kanker dan anti oksidan, fungsi lain tanaman cincau hijau sebagai tanaman obat adalah sebagai anti alergi, antiinflamasi, dan imunosupresan. Fungsi lain adalah sebagai obat darah tinggi,mengobati disentri, sariawan, demam, bisul, penurun panas, mencegah penyakit degeneratif, dan mengobati radang lambung. Selain bagian daun, bagian akar dan batang tanaman cincau juga memiliki khasiat sebagai obat. Akar tanaman cincau mengandung pati, lemak, dan alkaloid cycleine yang dapat mengobati demam dan sakit perut. Batang cincau hijau mengandung alkaloid quinine yang berfungsi sebagai antipiretik dan penurunan demam.
Ananta, E. 2000. Pengaruh Ekstrak Cincau Hijau (Cyclea
barbata L Miers) terhadap Poliferasi Alur sel Kanker K-562 dan Hela. Skripsi
IPB, Bogor.
Anonim. 2005. Cincau Mengatasi Panas Dalam.
republika.co.id
Astawan, M. 2002. Cincau
Hitam Pelepas Dahaga. Majalah Sedap
Sekejap, Jakarta.
Djam’an, Qathrunnada. 2008. Pengaruh Air Perasan Daun
Cincau Hijau Terhadap Konsentrasi HCl Lambung dan Gambaran Histopatologik
Lambung Tikus Galur Wistar yang Diinduksi.Universitas Diponegoro .Tesis,
Semarang.
Handayani, D. M. 2000. Pengaruh Ekstrak Cincau Hijau
Terhadap Produksi Radikal Bebas Makrofag Mencit Secara In Vitro. Skripsi IPB,
Bogor.
No comments:
Post a Comment