Kendala utama dalam pemanfaatan tanah pasir yaitu miskin mineral, lempung, bahan organik dan tekstur yang kasar. Tekstur yang kasar dan struktur berbutir tunggal menyebabkan tanah ini bersifat porus, aerasinya besar, dan kecepatan infiltrasinya tinggi. Keadaan tersebut menyebabkan pupuk yang diberikan mudah terlindi. Pada umumnya udipsamment mempunyai bahan induk dari gunung berapi cukup kaya unsur hara tetapi kekurangan unsur N. Akan tetapi unsur hara tersebut masih dalam bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman karena belum mengalami pelapukan lebih lanjut. Untuk mempercepat proses pelapukan tersebut diperlukan pemupukan dengan bahan organik yaitu pupuk kandang atau pupuk hijau (Munir, 1996).
Rendahnya luas permukaan tanah menyebabkan kemampuan mengabsorbsi dan menyimpan air, batas plastis dan cairnya makin rendah. Kapasitas pertukaran kation (KPK) dipengaruhi oleh jumlah muatan negatif pada permukaan jerapan. Jumlah muatan negatif ditentukan oleh luas permukaan, sehingga kapasitas pertukaran kation tergantung pada tekstur tanah, kandungan bahan organik,dan mineral lempung. Makin kasar tekstur tanahnya, makin rendah luas permukaannya dan makin rendah kapasitas pertukaran kationnya. Muatan negatif dapat berasal dari bahan organik maka peranan bahan organik sangat menentukan besarnya nilai kapasitas pertukaran kation. Rendahnya kandungan bahan organik dalam tanah pasiran menyebabkan suasana lingkungan yang kurang sesuai bagi perkembangbiakan mikroorganisme.
Selain permasalahan mengenai sifat-sifat tanah pasiran, faktor iklim di daerah pantai juga berpengaruh besar terhadap keberhasilan pengelolaan tanaman. Keberhasilan produksi tanaman mensyaratkan sumber daya iklim seperti penyinaran, matahari, CO2, dan air secara efisien. Pentingnya pengelolaan air bagi terhadap ketersediaan N dalam tanah, pada kondisi kelebihan atau kekurangan air. Kelebihan air dapat membatasi hasil tanaman, demikian juga responnya terhadap N akan terbatasi. Tingginya intensitas sinar matahari yang sampai ke permukaan tanah menyebabkan tingginya suhu udara dan tanah, sehingga memacu laju evapotranspirasi semakin besar. Adanya angin dengan kecepatan tinggi dan membawa kadar garam tinggi secara terus menerus akan merusak maupun mematikan tanaman baik langsung maupun tidak langsung.
Terbukanya lahan menyebabkan suhu 0 permukaan tanah mencapai 55-60 0C selama kurang lebih 4-6 bulan dalam setahun. Struktur lepas pada tanah ini menyebabkan rentan terhadap erosi angin maupun air. Permukaan lahan pasir pantai sering berubah mengikuti arah angin kencang (13-15 m/detik). Kondisi tersebut di atas menunjukkan masih banyaknya faktor pembatas pertumbuhan sehingga sangat kurang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Oleh karena perlu dilakukan upaya modifikasi lahan dan lingkungan mikroklimat pertanaman guna mengubah kondisi lahan mendekati optimal bagi pertumbuhan tanaman, khususnya komoditas hortikultura.
Dannar Nur Fathini. 2012. Intensifikasi Usaha Tani Hortikultura di Lahan Pasir Pantai Selatan. Makalah Seminar Umum, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.
No comments:
Post a Comment