Tembakau merupakan salah satu tanaman yang paling memberikan penghasilan bagi sebagain besar masyarakat di banyak daerah. Kontroversi akan bahaya rokok, yang merupakan hasil olahan tembakau yang utama sedikit banyak juga membingungkan petani terkait prospek tembakau kedepannya. Akan tetapi, karena belum adanya alternatif tanaman yang lain yang memberikan keuntungan yang sama, petani tetap “keukeuh” untuk menanam tembakau. Namun, produksi yang dihasilkan petani kebanyakan masih berada di bawah standar yang ada baik dari segi kualitas ataupun kuantitas. Salah satu penyebab rendahnya mutu dan kuantitas hasil panen tembakau adalah penggunaan bibit yang kurang baik. Secara umum, penggunaan bibit yang kurang baik berakibat pada:
1. Beragamnya tanaman sehingga menyulitkan teknik budidaya seperti pemupukna, pewiwilan,pemangkasan, dan pemunggelan.
2. Banyak bibit yang mati ketika pindah tanam sehingga perlu lebih banyak bibit sulaman
3. Kemasakan daun saat panen tidak seragam sehingga mutunya rendah.
Untuk meningkatkan mutu bibt tembakau, langkah-langkah yang harus dilakukan pada sebenarnya adalah sama seperti teknis budidaya tanaman yang lain. Hanya saja, perlakuan dan teknis budidaya dilakukan ketika tanaman masih berada di persemaian dan belum ditanam di lahan.
a. Penetapan waktu persemaian.
Hal yang perlu diperhatikan salam menentukan waktu persemaian adalah: umur bibit di persemaian 40-45 hari dan pada saat panen bibit, cuaca harus panas (musim kemarau).
b. Pemilihan lokasi persemaian
Lokasi persemaian sedapat mungkin memenuhi syarat: lahan bukan bekas pertanaman tambakau; tanah subur, gembur, dan memiliki lapisan olah yang dalam; berada pada tempat terbuka dan cukup sinar matahari;dekat dengan sumber air; bebas hama dan patogen penyebab penyakit.
c. Pengolahan tanah persemaian
Pembuatan bedengan merupakan hal wajib yang perlu dilakukan dalam persemaian tembakau. Ukuran bedengan umumnya lebar 120 cm, panjang 10 m, dan tinggi bedengan 40 cm. Bedengan harus benar-benar bersih dari gulma.
d. Desinfeksi tanah
Penyemprotan dengan larutan TRUSI dan fumigasi merupakan tindakan yang dilakukan selama desinfeksi tanah. Pemberian larutan TRUSI 2% dilakukan 2-3 hari sebelum tabor benih. Fumigasi dilakukan dengan metil bromida dan dilakukan 7 hari sebelum tanam
e. Pemasangan atap bedengan
Umumnya, bedengan dibuat dengan kerangka bambu dan plastik putih susu sebagai penutupnya. Atap bedengan dibuat menutupi bedengan agar bibit tidak terkena intensitas cahaya matahari yang terlalu tinggi.
f. Pemupukan
Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik (kandang) dan pupuk buatan. Pupuk kandang diberikan dengan dosis 3 kg/m dan diberikan 7 hari sebelum tabur benih. SP-36 diberikan dengan dosis 25-50 gram/m dan diberikan 4-5 hari sebelum tabur benih. Pupuk ZA diberikan dengan dosis 25-50 gram/m.
g. Penaburan benih
Kebutuhan benih tembakau setiap 1 ha adalah 10 gram dengan daya berkecambah 90%. Umumnya, penaburan benih dilakukan dengan metode seeding boom.
h. Pemeliharaan bibit
Pemeliharaan meliputi penyiraman, penjarangan bibit, pengendalian hama dan patogen, pembukaan atap. (1) penyiraman: penyiraman dengan gembor dilakukan 3 kali sehari selama 7 hari pertama; (2) penjarangan bibit: dilakukan 15-20 hari setelah sebar sehingga jarak tanam menjadi 4-5 cm x 4-5 cm. dalam 1 m, terdapat 400-500 batang; (3) pengendalian OPT: perlu diberikan perlakukan fungisida dan insektisida yang efektif. Pencabutan pada tanaman yang sudah terserang patogen harus diikuti pemberian kapur agar tidak menular ke tanaman lain; (4) pembukaan atap: sebagai aklimatisasi untuk melatih ketahanan bibit terhadap sinar matahari secara langsung. Pembukaan atap dilakukan setelah bibit berumur 3 minggu. Awalnya atap hanya dibuka sampai jam 9 kemudian ditambah porsinya sampai 5 hari sebelum pencabutan bibit.
i. Pencabutan bibit
Syarat bibit yang dipindah ke lahan adalah yang sudah berumur 40-45 hari dan ketika batang dibengkokkan tidak patah. Sebelum bibit dicabut, bedengan disiram terlebih dahulu. Bibit dicabut dengan memegang 2 helai daun terbesar kemudian ditarik ke atas. Waktu pencabutan bibit di pagi hari. Bibit yang sudah dicabut diletakkan ke dalam keranjang atau dibungkus dengan pelepah/daun pisang dan disimpan di tempat teduh untuk ditanam sore harinya.
Balai Sertifikasi Pengawasan Mutu Benih dan Proteksi Tanaman Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2013.
No comments:
Post a Comment