Teknis budiaya tanaman merupakan salah satu rangkaian proses agribisnis suatu perkebunan termasuk perkebunan dan penanaman kelapa. Pada dasarnya, teknis budidaya mengkombinasikan antara sifat morfofisiologis yang berada pada tanaman dengan factor lingkungan sehingga tanaman dapat tumbuh dan mampu menghasilkan secara optimal. Berikut adalah teknis budidaya tanaman kelapa:
Pemilihan bibit kelapa terkait dengan suber bibit di mana buah kelapa calon tanaman didapatkan dan kriteria buah kelapa yang dapat dijadikan sebagai bibit.
2. Pembibitan/ Persemaian
Pembibitan atau persemaian terkait dengan dua hal, yaitu lokasi persemaian dan persemaian buah kelapa di lokasi persemaian.
a. Lokasi persemaian
Lokasi pembibitan untuk perkebunan kelapa antara lain topografi datar, sistem drainase baik, dekat dengan sumber air, dan dekat dengan lokasi penanaman buah kelapa. Dengan dengan air akan memudahkan penyiraman karena pada saat melakukan perkecambahan, bibit banyak membutuhkan air. Drainase yang baik membuat air tidak menggenang sehingga menghindarkan bibit dari penyakit karena terlalu basah/lembab. Topografi yang datar membuat penanaman, perawatan, dan pegawasan selama persemaian menjadi lebih mudah.
b. Persemaian buah
Benih yang sudah disiapkan disayat selebar 5cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai yang berhadapan sisi terlebar dengan pisau yang taja, dan penyayatan dilakukan searah satu kali. Kemudian benih diberi insektisida dan fungisida Azodrin 60EC 0,1% dan Difolatan 4F 0,1% selama 2 menit. Benih yang telah diberi desinfektan ditanam ke dalam tanah dan dibenamkan sebanyak 2/3 bagiannya dengan bagian yang disayat menghadap ke atas dan mikrofil menghadap ke arah timur. Jarak tanam yang dianjurkan adalah posisi segituga bersinggungan, di mana setiap satu meter persegi dapat diisi ejumlah 30- 35 benih atau sejumlah 25.000 benih pada area seluas 1 hektar.
Persiapan lahan pertanaman kelapa terkait dengan hal penentuan lokasi tanam dan juga perlakuan pada lahan yang akan dijadikan areal pertanaman kelapa.
a. Penentuan lokasi tanam kelapa (lahan pertanaman kelapa)
Lahan bekas hutan / areal pertanaman kelapa, bekas alang- alang, diketahui sejarah OPT yang pernah menyerang daerah itu, diketahui jenis tanah yang akan digunakan, dilakukan land clearing yang tepat. Dengan diketahuninya sejarah OPT yang pernah menyerang akan mudah menentukan teknik pengendalian OPT yang nantinya akan menyerang. Land clearing yang tepat selain menghilangkan gulma yang mungkin menyerang juga membuat tanah memiliki sifat fisik dan kimia yang tidak mengganggu/menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
b. Land clearing lahan bekas alang-alang
Untuk land clearing laan bekas alan-alang, Alang-alang dibabat sampai ketinggian 20 cm, disemprot herbisida sistemik sebanyak 5 L/ha, disemprot lagi setelah dua minggu dengan herbisida sistemik 0,5 L/ha. Pembabatan dimaksudkan untuk menumbuhkan bagian vegeatif tanaman alang-alang secara optimal sehingga mengeluarkan banyak energi. Setelah alang-alang tumbuh lagi, disemprot dengan herbisida sistemik agar alang-alang mati sampai ke akar-akarnya. Penyemprotan kedua berfungsi untuk menjamin bahwa alang-alang benar-benar mati dan nantinya tidak menimbulkan kompetisi dengan kelapa.
4. Penanaman Bibit Kelapa
a. Waktu dan jarak tanam
Jarak tanam pada tanaman kelapa menggunakan pola segitiga sama sisi. Penggunaan pola ini bertujuan untuk memanfaatkan sinar matahari dengan maksimal, sehingga pertumbuhan tanaman kelapa lebih optimal. Jarak tanam yang digunakan umumnya adalah 9mx9mx9m. Lubang tanam dibuat sejak 1-2 bulan sebelum pemindahan bibit tanaman dari polybag atau pembibitan lapangan. Pembuatan lubang yang dilakukan jauh hari sebelum penanaman bertujuan untuk menghilangkan kandungan asam pada tanah, dan memberikan sirkulasi udara yang cukup bagi perakaran tanaman. Lubang tanam yang dibuat berukuran 60x60x60. Penanaman atau pindah tanam dilakukan pada awal musim hujan, jika hujan yang turun sudah mulai teratur dan permukaan tanah sudah basah sempurna.
b. Penanaman
Top soil yang diambil dari pembentukan lubang tanam dicampur dengan phospat sebanyak 300gr, kemudian tanah kembali dimasukkan ke dalam lubang tanam. Polybag dipotong melingkat pada bagian bawah, kemudian bibit tanaman dimasukkan ke dalam lubang tanam. Polybang kemudian ditarik ke atas dan digantungkan pada ajir yang dibuat sebagai penanda untuk memastikan bahwa polybag sudah dilepas. Penanaman kelapa dilakukan dengan arah yang sama, supaya distribusi cahaya matahari merata di seluruh bagian kebun. Bibit yang telah dimasukkan ditimbun dengan sisa top soil, kemudian dipadatkan hingga ketebalan 3- 5cm di atas sabut kelapa.
5. Pemeliharaan Tanaman
a. Pemupukan TBM
Umur 1 bulan dipupuk N sebanyak 100 gram/pohon dengan jarak 15 cm dari pangkal batang, selanjutnya dipupuk 2 kali setahun pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.
b. Pemupukan TM
Dilakukan mulai tahun ke 5 dengan interval 2 tahun sekali. Dosis yang diberikan urea 500 gram, KCl 600 gram, dan Kieserit 200 gram.
c. Pengendalian hama dan penyakit Kelapa
6. Panen
Pemanenan buah kelapa dilakukan jika buah sudah berumur 12 bulan, sebanyak 4/5 bagian kulit buah sudah kering dan berwarna kecoklatan, kandungan air berkurang yang ditandai jika buah dikocok mengeluarkan suara nyaring. Untuk pemanenan kelapa ini dapat dilakukan sebulan sekali, dapat hanya mengandalkan buah yang jatuh, atau dengan memetik langsung buah dari tandannya. Panen dilakukan sebulan sekali dengan memanen 1-3 tandan sekaligus. Biasanya, dalam pohon kelapa, terdapat 1-3 tandan yang memiliki umur yang sama.
Pemanenan dapat dilakukan dengan membiarkan buah kelapa jatuh, dengan memanjat pohon, atau juga dengan menggunakan galah. Pada dasarnya, setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Untuk pemanenan dengan dibiarkan jatuh, akan didapatkan buah yang benar-benar tua. Akan teapi, buah kemunginan juga terlalu tua sehingga tidak baik untuk kopra. Untuk pemanenan dengan dipanjat, dapat melakukan sanitasi pohon kelapa sekalian, akan tetapi, kurang aman terutama untuk pemanen-pemanen yang belum ahli. Dengan menggunakan galah, pemanenan akan aman tetapi, tidak dapat memilih buah yang benar-benar tua.
Buah yang telah dipanen dikumpulkan pada Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) untuk dilakukan sortasi. Sortasi biasanya dilakukan pada setiap blok kebun setelah selesai panen pada akhir bukan. Buah yang tidak lolos sortir adalah buah yang kosong dan tidak berair, terkena serangan hama/ penyakit, busuk, pecah, kelapa sudah berkecambah atau terlalu muda, dan bunyi tidak nyaring ketika dikocok.
Buah yang lolos sortasi kemudian disimpan di dalam gudang dengan aerasi yang baik, suhu rata- rata dalam ruangan 25- 27°C, dan terlindung dari sinar matahari dan hujan dengan cara ditumpuk setinggi maksimal 1m. Bentuk tumpukan adalah piramidal longgar dan dilakukan pengamatan secara rutin untuk menjaga kualitas sebelum dimanfaatkan/ diolah.
Anonim. 1977. Pedoman Pelaksanaan Unit Pelaksana Proyek pada Budidaya Kelapa Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta.
No comments:
Post a Comment