Tanaman Pala sebenarnya memiliki beberapa jenis, antara lain: 1) Myristica fragrans Houtt; 2) Myristica argentea Ware; 3) Myristica fattua Houtt; 4) Myristica specioga Ware; 5) Myristica secedona BL; 6) Myristica malabarica Lam.
Namun demikian jenis pala yang banyak diusahakan adalah terutama Myristica fragrans, sebab jenis pala ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan jenis pala yang lainnya. Kemudian disusul jenis yang Myristica argentea dan Myristica fattua. Sedang jenis lainnya produksinya rendah sehingga nilai ekonominya pun rendah pula.
penyediaan bahan tanam merupakan salah satu aspek terpenting dalam budidaya tanaman khususnya tanaman perkebunan. Hasil yang lama pada tanaman perkebunan membuat para agribis di bidang perkebunan harus benar-benar memperhatikan calon bahan tanam yang digunkan. Kesalahan dalam menentukan bahan tanam mengekibatkan kerugian bukan hanya kerugian dalam aspe ekonomi, tetapi juga tenaga dan waktu.
Tanaman pala dapat diperbanyak dengan berbagai cara, yaitu antara lain:
1. Biji
Biji yang digunakan sebagai benih harus berasal dari buah pala yang benar-benar masak. Buah pala yang bijinya akan digunakan sebagai benih hendaknya berasal dari pohon pala yang mempunyai sifat-sifat seperti pohon dewasa yang pertumbuhannya sehat, mampu berproduksi tinggi, dan kualitas produksinya baik. Menurut Ridley (1976), pohon pala yang baik dapat menghasilkan 1500-2000 buah pala per pohon per tahun, sedangkan menurut Werburg (1898), di daerah Banda kebanyakan pohon pala menghasilkan lebih dari 300 buah pala per pohon per tahun. Di Jamaica, pohon pala yang baik dapat menghasilkan 5000 buah pala per pohon per tahun. Di Penang (Malaysia), pohon pala yang dipelihara baik dapat menghasilkan 10.000 buah pala per pohon per tahun. Untuk memperoleh pohon induk yang baik, berdasarkan surat keputusan Direktur Jendral Perkebunan No: KB. 010/42/SK/DJ. BUN/9/1984, telah ditetapkan dan dipilih pohon induk yang dapat dipergunakan sebagai sumber benih yang tersebar di empat provinsi, yaitu Sumatra Barat, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Maluku.
2. Cangkok
Tanaman pala tergolong mudah untuk dicangkok. Bila perbanyakan dilakukan dengan pencangkokan, dianjurkan untuk memilih batang-batang tanaman pala yang produktif. Batang-batang yang kurang produktif itu biasanya terletak di bagian bawah pohon pala. Perbanyakan tanaman pala dengan cara mencangkok ini terutama bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai sifat asli seperti induknya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih cabang yang akan dicangkok adalah sebagai berikut:
a. Dari pohon yang tumbuhnya sehat dan mampu memproduksi buah cukup banyak.
b. Dari pohon yang sudah berumur 12-15 tahun.
c. Batang atau cabang yang sudah berkayu, tetapi tidak terlalu tua atau terlalu muda
3. Penyambungan
Pada dasarnya sistem penyambungan ini adalah menempelkan bagian tanaman yang dipilik ke bagian tanaman lain sebagai induknya, sehingga membentuk satu tanaman bersama. Sistem penyambungan ini ada dua cara, yakni:
a. Penyambungan pucuk (grafting)
b. Penyambungan mata (okulasi)
Setelah 3-4 bulan sejak penyambungan dengan sistem grafting atau okulasi itu dilakukan, dan jika telah menunjukkan adanya pertumbuhan batang atas (pada penyambungan grafting) dan mata tunas (pada penyambungan okulasi), tanaman sudah dapat ditanam di lapangan.
4. Penyusuan
Perbanyakan vegetatif dengan sistem penyusuan merupakan penemuan yang sangat gemilang, terutama dalam usaha perbanyakan dan pelestarian tanaman buah-buahan. Sistem penyusuan ternyata lebih baik dibandingkan dengan sistem cangkok ataupun okulasi, sebab batang bawah (onderstem) dan batang atas (entrys) tidak harus mempunyai unsur yang sama. Batang bawah dapat berupa tanaman muda yang berasal dari cabang atau ranting pohon yang sudah berbuah.dalam sistem penyusuan ini, ukuran batang bawah dan batang atas harus sama besar (kurang lebih sebesar jari tangan orang dewasa). Dalam waktu 4-6 minggu, penyusuan ini sudah dapat dilihat hasilnya. Jika batang atas daunnya tidak layu, maka penyusuan itu dapat dipastikan berhasil.
5. Stek
Tanaman pala dapat diperbanyak pula dengan stek tua dan muda yang diperlakukan dengan 0,5% larutan hormon IBA. Penyetekan dengan penggunaan hormon IBA 0,5%, biasanya pada umur 4 bulan setelah dilakukan penyetekan sudah keluar akar-akarmya. Kemudian 3 bulan berikutnya sudah tumbuh perakaran yang cukup banyak..
penulis:
Charisma Ummu F, Yudi Kusnadi, Hananun Abidah L.R., Fahmi Ekaputra, Irfan Islami, Fajar Hayuatmaja. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
Pasti penulis belum pernah mencoba
ReplyDeletespesifik tanaman pala memang belum pernah mencoba Pak, tetapi beragam teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif sudah pernah dilakukan.
Deleteterimakasih atas kunjungannya. semoga dapat memberikan manfaat.
Apa bisa pala dicangkok
ReplyDeletebisa kalau dilakukan, kalau cuma dibicarakan ya ngak bisa
ReplyDelete