1. Hama-hama tanaman cengkeh yang terpenting adalah:
a. Penggerek batang (Nothopeus hemipterus, Oliu, dan Nothopeus fasciatipennis).
Menyerang batang tanaman bagian bawah yang telah berumur 4 – 8 tahun. Tanda-tanda yang nampak adalah adanya lubang gerekan yang mengeluarkan air kotoran dari kayu gerekan. Penggerek merupakan ulat (larva) dari Nothopeus fasciatipennis yang meletakkan telurnya pada batang dekat permukaan tanah. Ketika telurnya menetas, larvanya menggerek kulit sampai ke batang kayu.
Cara pemberantasannya antara lain: (i) membersihkan telur-telurnya, (ii) menutup lubang-lubangnya dengan rapat, dan (iii) lubang-lubang yang terbentuk dapat ditutup dengan kapas yang telah diberi insektisida untuk mematikan larva-larvanya.
b. Kutu Daun
Terdapat pada tanaman yang masih muda, terutama pada pucuk tanaman. Melekat pada tangkai daun dan ranting-ranting muda serta menghisap cairan tanaman, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Kutu-kutu tersebut menyebabkan timbulnya penyakit jelaga, yaitu daun tampak seperti ada lapisan hitam yang mengganggu terjadinya proses asimilasi daun, hingga menyebabkan adanya mati ranting. Kutu-kutu ini ditularkan oleh bermacam-macam semut yang menyukai cairan manis yang dihasilkan kutu tersebut.
Cara pemberantasannya antara lain: (i) disemprot dengan endrin 1% atau dengan medol 0,5%, dan (ii) memberantas semut-semut, karena menganggu saat dilakukan pemungutan hasil.
Rayap sangat mengganggu tanaman muda dengan menyerang akar-akar tanaman yang baru saja dipindahkan. Cara pemberantasannya adalah dengan pemberian insektissida.
2. Penyakit-penyakit tanaman cengkeh yang terpenting adalah:
a. Penyakit daun
Penyebabnya: cendawan Glorosporium piperatum dan Cylindrocladium quinqeseptatum. Penyakit ini banyak terjadi di persemaian dan pertanaman, pada tempat-tempat yang terlampau gelap.
Gejala: adanya bercak-bercak berwarna kuning kecoklatan, dapat meluas dengan mendadak melalui serangan angin kencang (G. piperatum). Sedangkan yang disebebkan oleh C. quinqeseptatum, pada daun terdapat bercak-bercak merah atau merah kecoklatan yang dibagian tengahnya berwarna putih.
Pemberantasan: (i) mengurangi peneduh, dan (ii) menyemprot dengan Koperoxy-chloride 0,5%, terutama setelah terjadi angin kencang.
b. Penyakit ganggang
Penyebab: ganggang Chepaleuros mucodera, yang diserang adalah daun, baik di persemaian maupun di pertanaman.
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna merah, ditengah-tengahnya terdapat bintik-bintik kuning. Pada intensitas serangna yang keras, daun bisa gugur dan menimbulkan semacam mati ranting. Penyakit ini sering timbul bila tanaman kekurangan peneduh atau bila tanaman kekurangan zat-zat makanan.
Pencegahan: (i) memberi peneduh secukupnya dan pemeliharaan yang tepat., dan (ii) pemberian pupu semprot berupa Koperoxy chloride 0,5%.
c. Mati ranting (Die-back)
Penyebab: perakaran dan hara. Sebagian akarnya busuk atau pengambilan zat-zat hara pada sebagian tanaman terganggu. Penykit ini banyak terjadi pada tanaman yang berumur lima tahun ke atas. Juga dapat disebabkan oleh pengaruh keadaan (fisiologis).
Gejala: daun dari beberapa cabang berubah warna menjadi kuning, layu, kemudian berguguran. Terik sinar matahari menyebabkan cabangnya mati, sehingga sebagan pohon cabangnya gundul.
Pencegahan: (i) memperbaiki drainase, (ii) membuat lubang angin di luar tajuk, (iii) menggemburkan tanah, dan (iv) melakukan pemumpukan sempurna.
d. Mati bujang
Ini adalah suatu penyakit yang sangat penting, karena dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Penyebab: keadaan tanah yang tidak cocok, system drainase yang kurang baik, adanya lapisan padas yang dangkal dan tidak dapat menyerap air, atau adanya tanah liat yang becek saat musim hujan dan retak-retak saat musim kemarau.
Gejala: kematian dari puncak pohon yang meluas ke bawah pohon. Pohon hampir menjadi gundul, daun yang tidak gugur berwarna hiaju suram, kadang-kadang kuning kemudian layu dan akhirnya tanaman akan mati.
Pencegahan: saat menanam perlu memilih tanah yang cocok dengan system drainase yang baik. Dilakukan penggemburan tanah dengan cara memebri pupuk organic yang telah matang betul.
e. Mati kekeringan
Tanaman cengkeh yang masih muda tidak tahan terhadap musim kemarau yang panjang. Mati kekeringan dapat dicegah dengan pemberian atap (peneduh) dan melakukan penyiraman secukupnya. Pohon yang sudah berumur 8 – 10 tahun memerlukan penyiraman ± 20 liter.
Penulis: Muhandas Rifqi Wikana, Dwi Ayu Setyawati, Siska Ernitawati, Priska Widyaningrum, Nabilla Dias Faradila. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Refferensi: Nugraha, P. 1982. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Cengkeh. PD Nasional. Surabaya.
sumber gambar: https://i0.wp.com/rimbakita.com/wp-content/uploads/2019/10/pohon-cengkeh.jpg
No comments:
Post a Comment