Avokad (alpukat) merupakan tanamana buah yang beraal dari dataran rendah dan tinggi Amerika Tengah. Di wilayah tropis sepert Indonesia, budidaya tanaman avokad memiliki peluang yang cukup besar. Permintaan buah avokad selalu meningkat dari tahun ke tahun. Ini tidak terlepas dari beraneka macam manfaat yang ada pada bagian-bagian tanaman avokad. Buah avokad jarang dimakan dalam bentuk segar karena rasanya yang sedikit hambar. Buah avokad lebih banyak digunakan sebagai makanan olahan (jus, salad, atau es krim). Selain sebagai makanan, buah avokad juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri, khususnya industri kosmetik dan kecantikan.
Budidaya tanaman avokad secara umum hampir sama dengan budidaya tanaman yang lainnya. pemilihan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Kombinasi antara teknis bididaya dengan syarat tumbuh yang tepat akan meningkatkan hasil buah tanaman avokad.
1. Pemilihan Bibit.
Bibit tanaman avokad bisa berasal dari hasil perbanyakan generatif atau juga dengan hasil perbanyakan vegetatif. Bibit hasil generatif dengan menggunakan biji. Sedangkan untuk vegetatif, basa dengan sambung pucuk atau dengan okulasi. Metode dengan biji lebih mudah. Akan tetapi, anakan yang dihasilkan memiliki kemungkinan untuk tidak sama dengan induknya. Selain itu, avokad akan berbuah lama, sekitar 6-8 tahun
. Avokad yang diperbanyak dengan okulasi dan sambung pucuk akan memiliki sifat yang sama dengan induknya dan berbuah lebih cepat. Hanya sekitar 1-4 tahun. Akan tetapi, dibutuhkan teaga lebih banyak untuk melakukukan proses okulasi dan sambung pucuknya.
. Avokad yang diperbanyak dengan okulasi dan sambung pucuk akan memiliki sifat yang sama dengan induknya dan berbuah lebih cepat. Hanya sekitar 1-4 tahun. Akan tetapi, dibutuhkan teaga lebih banyak untuk melakukukan proses okulasi dan sambung pucuknya.
Dengan vegetatif maupun generatif hendaknya dipilih dari varietas unggul avokad yang sudah dilepas oleh pemerintah. Varietas unggul akan memberikan peluang yang lebih tinggi untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi pula. Varietas unggul yang sudah dilepas biasanya memiliki keunggulan hasil yang lebih tinggi dan kemampuan tahan terhadap organism pengganggu tanaman dan cekaman faktor lingkungan yang lebih tinggi.
2. Pengolahan Tanah
Yang paling penting dalam pengolahan tanah adalah membuat tanah menjadi gembur dan bebas dari organisme atau calon organisme pengganggu tanaman. Tanah yang gembur akan memudahkan tanaman dalam melakukan respirasi akar dan juga memudahkan akar dalam melakukan intersepsi. Pengolahan tanah biasa dilakukan dengan cara dibajak atau digaru bagian top soil tanah hingga sedalam kurang lebih 30 cm. Pembalikan tanah dengan metode dibajak atau digaru juga bertujuan agar rimpang gulma dan sisa-sisa akar yang dapat menyebabkan penyakit tanaman dapat terkena cahaya matahari sehingga keberadaannya menjadi sangat minimal.
3. Penanaman
Diusahakan, penanaman avokad dalam satu kebun dikombinasikan anatara satu varietas dengan varietas yang lainnya. Umumnya, aokad tidak mampu melakukan penyerbukan sendiri kecuali pada varietas hijau panjang. Di Indonesia, terdapat dua tipe bunga pada beberapa varietas avokad.Tipe bunga A dapat melakukan penyerbukan sendiri, dan tipe bunga B tidak dapat melakukan penerbukan sendiri sehingga perlu ditanam dengan varietas dengan tipe bunga A agar bunga-bunga saling menyerbuki dan menjadi buah.
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 75 x 75 x 75 cm dan dipisahkan antara tanah bagian atas dengan tanah bagian bawahnya. Lubang tanam ini dibiarkan selama dua minggu setelah itu dikembalikan pada posisi semula. Idealnya, setiap lubang diberi pupuk kandang sebanyak 20 kg agar sifat fisik, kimia, dan biologi tanah menjadi lebih baik.
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan untuk menjamin ketersediaan air bagi tanaman selama fase kritis pertumbuhan. Tanah yang berada di lubang tanam harus lebih tinggi agar air tidak menggenang yang menyebabkan serangan cendawan ataupun jamur. Setelah ditanam, bibit seharusnya diberi naungan agar tidak terkena matahari secara langsung hingga tumbuh tunas-tunas baru atau selama 2-3 minggu.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan sala satu yang terpenting dalam aspek budidaya tanaman avokad karena sangat mempengaruhi hasil. Pemeliharaan meliputi pemupukan, penyiangan, penggemburan tanah, penyiraman, peangkasan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
a. Pemupukan
Dosis pupuk tergantung dari umur tanaman. Tanaman muda, pemupukan dilakukan empat kali setahun dengan komposisi 1,1 kg urea, 1 kg TSP, 0,83 kg KCl untuk setiap pohon. Untuk tanaman yang sudah menghasilkan, juga dilaksanakan empat kali setahun dengan komposisi 3 kg urea, 3 kg TSP, dan 4 kg KCl per pohon. Karena avokad hanya memiliki sedikit rambut akar, sebisa mungkin pupuk diletakkan dengat dengan batag utama.
b. Penyiangan
Gulma-gulma yang ada tidak perlu untuk diberantas sampai habis.yang perlu dilakukan hanyalah pengendalian pada fase-fase kritis tanaman. Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan pada saat tanaman hampir berbunga, fase pemasakan buah, dan pada fase awal pertumbuhan tanaman ketika baru ditanam di lahan.
c. Penggemburan Tanah
Penggemburan tanah penting dilakukan agar aerasi tanah menjadi lebih baik sehingga akar tanaman akan lebih mudah melalukan respirasi dan juga menyerap hara dengan lebih leluasa. Penggemburan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah di sekitar tanaman dengan hati-hati agar akar tanaman tidak rusak.
d. Penyiraman
Untuk bibit yang baru saja tumbuh, penyiraman dilakukan setiap hari ketika tidak ada hujan. Waktu penyiraman adalah pada waktu pagi dan sore hari.
e. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada cabang-cabang yang terlalu rapat atau pada cabang yang tumbuh ke dalam tajuk tanaman. Selain berguna untu mengefisienkan fotosintesis, pemangkasan juga dimaksudkan untuk membentuk frame tanaman sehingga nantinya tanaman lebih mudah dirawat dan dipanen.
f. Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman
Selain gulma, hama pada tanaman alpukat dan pathogen pada tanaman alpukat merupakan penyebab menurunnya hasil tanaman avokad. Keduanya tidak perlu diberantas sampai habis. Akan tetapi hanya perlu dikendalikan agar populasinya tidak sampai merugikan secara ekonomis.
5. Panen
Di Indonesia, panen buah avokad bisa dilakukan setiap bulan. Akan tetapi, panen raya biasanya terjadi pada bulan januari, februari, dan desember. Avokad matang 6-7 bulan setelah bunga mekar. Ciri-ciri avokad yang sudah tua adalah yang warnanya sudah tua tetapi belum coklat atau merah, tidak mengkilat, dan terdengar goncangan bunyi biji ketika avokad digoyang-goyang. Cara pemetikan dilakukan secara manual denga memetik buah bersamaan dengan tangkai buanya.
Refferensi:
Redaksi Agromedia. 2009. Budidaya Tanaman Buah Unggul Indonesia.Agromedia Pustaka, Jakarta.
AAK. 2005. Bertanam Pohon Buah-Buahan 2. Kanisius, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment