sumber gambar: httpwww.tienda-ejemplo.comWebRootStoreESShopstestejemplo47971FCE9187CB245526D94C877612C7bonsai.jpg |
Bonsai adalah tanaman kerdil yang umumnya ditanam dalam pot dangkal.
Secara keseluruhan sebuah bonsai merupakan miniatur dari pohon tua yang agung di
alam bebas yang disempurnakan. Lebih dari itu sebuah bonsai melambangkan
keharmonisan dari alam semesta yang unsur utamanya terdiri dari langit, bumi
dan manusia. Hal ini tercermin dari bentuk bonsai yang selalu merupakan
segitiga asimetris. Titik tertinggi melambangkan langit, titik terendah
melambangkan bumi sedang yang tengah melambangkan manusia. Bonsai sebenarnya
berasal dari bahasa Jepang. Bon artinya nampan (media dangkal) dan sai berarti
tumbuh. Jadi secara harfiah bonsai berarti tanaman yang tumbuh pada media
dangkal (pot).
Dalam suatu usaha tani,
proses manajemen merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu
usaha pertanian. Hal ini karena manajemen merupakan sebuah kunci untuk dapat
mengatur input seefektif dan seefisien mungkin agar didapat keuntungan yang
seoptimal mungkin. Dalam usaha tani, manajemen meliputi aspek teknis,
komersial, finansial, akuntansi, dan juga aspek personalia.
Dalam usaha tani bonsai di daerah Mangkubumi,
Kotabaru, Yogyakarta, juga dilakukan manajemen-manajemen yang meliputi aspek:
A. Aspek Teknis
Secara umum, aspek teknis
dalam usaha tani identik dengan budidaya komuditas yang diusahakan. Dari segi
budidaya, hal yang pertama kali di lakukan dalam usaha tani adalah memilih
jenis komuditas. Tanaman yang akan dipilih sebagai komuditas hendaknya memiliki
ciri-ciri seperti memiliki pertumbuhan yang lambat, tanaman tahunan atau
semusim yang berkayu, dan yang memiliki daun berukuran relatif kecil. Usaha
tani di Mangkubumi, jenis tanaman yang diusahakan adalah pohon asam, beringin,
serut, santigi, mustam, dan brasilianti.
Bibit tanaman bonsai diperoleh dengan berbagai
cara, misalnya dari biji, dari organ vegetatif, dari menukil yang ada di alam,
atau juga ada yang didapat dari membeli. Biji yang digunakan biasanya
diperolaeh secara gratis karena hanya mengambil di pasar (biji asem) atau juga
dari tanaman tua di lingkungan sekitar. Perbanyakan secara vegetatif biasanya
dilakukan dengan jalan setek ataupun dar proses cangkok. Di alam, bibit bonsai
biasanya di dapat di hutan atau dari tanaman di perumahan yang di prediksi akan
memiliki nilai jual ketika diubah menjadi bonsai. Kalaupun membeli, bibit
bonsai biasanya diperoleh dari breeder yang ada di daerah Klaten, dan itu
jarang dilakukan.
Pada prinsipnya, bonsai
haruslah mewakili tanaman yang tumbuh secara alami di alam. Batang besar, kesan
tua, akar yang kokoh, dahan dan daun yang rimbun haruslah diwakili bonsai dalam
proporsi sama dengan tumbuhan dengan pertumbuhan normal, hanya dengan dimensi
yang lebih kecil. Untuk membentuk kesan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, bonsai harus dibentuk secara buatan melalui berbagai cara seperi
pemotongan dan pengawatan. Pemotongan dimaksudkan untuk menumbuhkan anak cabang
dan daun agar lebih banyak lagi. Sedangkan pengawatan bertujuan untuk
membuat batang dan ranting berbentuk
sesuai yang dikehendaki. Proses pembuatan bonsai tidak bisa dilakukan secara
instan dan dapat berlangsung hingga bertahun-tahun. Ini berkaitan dengan sifat
pertumbuhan tanaman tahunan yang relatif lambat.
Perawatan bonsai umumnya
berkaitan erat dengan habitat tanaman asli bonsai. Akan tetapi, karena bonsai
yang diusahakan di mangkubumi memiliki asal habitat yang sama, perawatan yang
dilakukan untuk setiap jenis tanaman juga sama. Perawatan hanya meliputi
pemotongan tajuk yang berlebihan untuk tetap menjaga keindahan bonsai, pemupukan untuk tetap memberi nutrisi pada
tanaman, dan pemberantasan penyakit yang dilakukan tanpa menggunakan bahan
kimia. Penyakit yang banyak timbul pada bonsai adalah jamur, dan itu bisa
dihilangkan hanya dengan dijemur di bawah terik matahari, atau dengan disikat
yang terkena jamur tersebut.
Untuk skala produksi dalam usaha tani
bonsai tidak memerlulan strategi khusus karena bonsai termasuk tanaman hias
yang tidak dibutuhkan pasaran terlalu banyak. Permintaan bonsai di pasaran
tidak menentu dan tergantung pada hobi pembelinya sehingga skala produksinnya
tidak stabil dan tidak dapat ditentukan.
B. Aspek Komersial
Input memulai usaha tani
ini berawal dari modal pribadi yang semula hanya sekedar hobi yang kemudian
berkembang menjadi penjual. Pemasaran tanaman bonsai juga dilakukan dengan
berbagai cara misalnya membuka kios, menjualnya melalui pameran-pameran, dan
langganan.
Penafsiran harga penjualan tidak dapat
diprediksi. Yang pasti, semakin lama harga bonsai semakin naik dan tidak pernah
turun karena semakin”matang” pohon tersebut. Semakin tua umur pohon bonsai
semakin tinggi harganya. Hal ini terkait dengan nilai artistik bonsai yang
telah di buat. Selain pendapatan dari tanaman
bonsai, juga dijual sarana prasana lain yang menunjang, misalnya kawat,
meja hias, pot, pupuk, media tanam, obat-obatan dan jasa (penitipan dan
perawatan bonsai).
C. Aspek Finansial
Aspek finansial meliputi penggunaan
modal, cara mendapatnya serta pengeluaran sarana-prasarana yang digunakan
selama proses pembuatan bonsai. Aspek finansial yg ada tidak memiliki catatan
yang jelas karena tidak memiliki sistem yang terstruktur
D. Aspek Akuntansi
Aspek akuntansi yang terdapat pada usaha
tani bonsai yang kami kunjungi tidak memiliki pembukuan produksi yang pasti
karena mereka menghasilkan berbagai macam jenis bonsai yang tidak terpaku pada
salah satu jenis. Usaha tani bonsai juga tidak memiliki pembukuan transaksi
yang pasti karena hasil dari satu penjualan bonsai dapat memenuhi kebutuhan
hidup keluarga 3-6 bulan atau bahkan lebih tergantung dari nilai artistik tiap
bonsai yang dapat menaikkan hasil jual.
E. Aspek Personalia
Usaha tani bonsai ini diurus sendiri
oleh Pak Sukris. Terkadang membutuhkan pegawai tambahan apabila permintaan
bonsai meningkat. Untuk pegawai tambahan ini juga masih kerabat dekat Pak
Sukris. Awal dari Pak Sukris memulai usaha bonsai dan pembuatan bonsai adalah
dengan mempelajarinya secara otodidak yang kemudian berkembang setelah
mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada. Hingga sekarang, beliau juga sering
menjadi pembicara atau juri-juri dalam kontes bonsai dan tanaman hias lain yang
diselenggarakan.
No comments:
Post a Comment