Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
organisme dalam lingkungan hidupnya atau huubungan timbal balik antara
organisme dengan lingkungan hidupnya(Kimbal, 1965). Lingkungan hidup didasarkan
pada beberapa konsep ekologi dasar seperti konsep biotik,abiotic,
ekosistem,produktifitas, biomasa, hukum termodinamika I, dan hukum
termodinamika II,siklus biogeokimia, dan juga factor pembatas (Odum,1979).
Factor-faktor
lingkungan sebagai faktor pembatas ternyata tidak hanya berperan sebagai factor
pembatas minimum saja, tetapi juga bias berperan sebagai factor pembatas
maksimum. Bagi tumbuhan tertentu, factor lingkungan seperti suhu ataupun kadar
garam yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengarui proses
fisiologis tumbuhan tersebut. Factor tersebut dinyatakan penting jika dalam
keadaan minimum,maksimum,maupun optimum sangat berpengaruh terhadap proses
kehidupan tumbuh-tumbuhan menurut batas toleransi tumbuhnya (Anonim,2006).
Salinitas
meruoakan cerminan dari kandungan garam yang tidak ikut terlindi dan boleh jadi
terakumulasi pada perakaran, terutama pada musim kemarau. Pengaruh salinitas
ini terutama berkaitan erat dengan nilai tekanan osmotic. Kadar garam yang
tinggi emnjadikan tekanan osmotic larutan di luar sel meningkat sehingga
larutan yang ada di dalam tanaman terserap keluar.dengan kata lain, penyerapan
air dan unsur hara lain oleh akar menjadi terganggu (Noor, 2004).
Salinitas
adalah maslah umum yang dijumpai pada daerah arid dan semi-arid, serta dapat
mengurangi hasil pertaniandalam beberapa tingkatan. Salinitas juga merupakan
factor pembatas utama pada tanah yang drainasenya buruk ( Cullu, 2003).
Kekeringan dan salinitas merupakan factor pembatas utama yang dapat mengurangi
produktifitas tanaman. Salinitas memnghalangi perkecambahan, mengurangi
pertumbuhan tunas, memperambat perkembangan tanaman, dan mengurangi hasil
panen. Tanaman yang tumbuh pada daerah dengan tingkat salinitas yang tinggi
memiliki komoposisi ion dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Perbedaan
konsentrasi disebabkan oleh sumber air, drainase,evaporasi, transpirasi,serta
kemampuan pengendapan (Jamil, 2006).
Meskipun
ion klor yang terkandung dalam garam tidak melakukan fungsi fisiologis
padaproses pertukaran zat, tetapi klor memiliki pengaruh terhadap hal tersebut,
dan pengaruhnya biasanya merugikan.pengaruh ion klor yang baikuntuk tanaman
hanya jika konsentrasinya di bawah atau pada kondisi optimum yang dapat
mendorong pembentukan klorofil. Klor juga dapat mengurangi transpirasi sehingga
daun-daun menjadi lebih lembab ( Andani, 1991).
Tanaman
padi sensitive terhadap salinitas. Walaupun demikian,padi merupakan keluarga
tanaman serealia yang dapat ditanam pada lahan yang salin. Hal ini karena padi
mampu tumbuh pada lahan yang tergenang yang dapat mencuci garam yang ada di
permukaan maupun di dalam tanah (Nafisah dan Daradjat, 2009).
Ekologi
adalah ilmu yang memepelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya,
baik lingkungan yang bersifat biotik maupun yang bersifat abiotic. Ekologi
tidak hanya mencakup komponen biotik maupun abiotic saja. Lebih dari
itu,ekologi juga berhubungan dengan arus energy, dan daur materi yang terjadi
di daratan, perairan maupun di udara. Dari sedikit pemaparan tadi, ekologi juga
dapat disebut dengan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi alam semesta.
Proses yang terjadi berkaitan dengan struktur dan fungsi dari alam semesta akan
berlangsung secara terus menerus mengikuti apa yang disebut dengan hukum alam.
Telah disebutkan bahwa komponen yang
menyusun lingkungan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotic. Komponen biotik adalah suatu komponen yang sifatnya hidup dan
bisa melakkukan aktifitas secara aktif. Komponen biotk lebih diidentikkan
dengan organisme-organisme yang ada di lingkungan. Contoh dari komponen biotik
adalah binatang, tumbuhan dan manusia. Sedangkan komponen abiotic adalah
komponen yang sifatnya tidak hidup dan biasanya tidak dapat bekerja secara
aktif.Komponen abiotic lebih diidentikkan dengan lingkungan fisik. Komponen
abiotic meliputi suhu, batu, intensitas cahaya, tanah, kelembaban, angina,
curah hujan, danmasih banyak lagi.
Dalam kehidupannya yang berinteraksi
dengan lingkungan, suatu organisme tidak akan dapat hidup di lingkungan apa
saja. ada beebrapa syarat yang harus diperhatikan agar suatu organisme dapat
hidup, tumbuh, dan berkembang dengan baik. Keadaan lingkungan yang bervariasi
dan khas menjadikan suatu lingkungan hanya cocok untuk organisme
tertentu saja. Walaupun demikian suatu organisme akan dapat hidup pada
lingkungan yang bukan habitat aslinya asalkan keadaan lingkungan masih berada
dalam batas di mana organisme masih dapat melakukan metabolisme.
Dalam ekologi, ada beberapa hukum yang
mendukung adanya toleransi/batasan-batasan tersebut. Yang pertama adalah Hukum
Toleransi Shelford. Hukum ini menyatakan bahwa Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung kepada lengkapnya
komplerks-kompleks keadaan. Ketiadan atau kegagalan suatu organisme dapat
dikendalikan oleh kekurangan atau kelebihan secara kualitatif dan kuantitatif
dari salah satu beberapa faktor yang mungkin mendekati batas-batas toleransi
organisme tersebut. Dengan kata lain, organisme mempunyai batasan minimum dan
maksimum terhadapsemuafaktor lingkungan yang mempengaruhinya. Sedangkan yang
kedua adalah Hukum Minimum Leibig. Dalam hukum ini disebutkan bahwa untuk dapat bertahan dan hidup dalam keadaan tertentu,
suatu organisme harus memiliki bahan-bahan yang penting diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan keperluan-keperluan dasar ini bervariasi
antara jenis dan dengan keadaan.
Salah satu yang factor yang dapat menunjukkan
kemempuantoleransi suatu organisme (khkususnya tanaman) terhadap factor
lingkungan adalah salinitas. Salinitas adalah tingkat keasinian atau kadar
garam yang terlarut dalam tanah. Salinitas tidak hanya terjadi karena adanya
senyawa NaCl, tetapi juga bisa karena adanya Na2CO3, NaHCO3
dan Na2SO4. Secara
umum salinitas disebsbkan oleh rendahnya tingkat curah hujan dan tingginya laju
evaporasi. Curah hujan yang rendah menyebabkan terhalangnya terganggunya proses
pencucian garam oleh air. Sedangkan tingginya laju evaporasi menyebabkan
terkumpilnya garam dalam tanah dan yang ada di dalam air pada permukaan tanah.
Salinitas, dalam
bidang pertanian secara umum memiliki dampak negatif yang lebih besar daripada
dampak positifnya. Contoh dari dampak negatifnya adalah mengurangi produktivitas dan nilai suatu
lahan. Hal ini terjadi karena adanya kandungan garam dalam tanah dapat
mengurangi ketersediaan lengas tanah, mengubah kondisi fisik tanah sehingga
mengurangi penetrasi akar dan secara langsung dapat menyebabkan keracunan.
Pengaruh paling umum dari konsentrasi ( dari tanah ) menyebabkan ketersediaan
air bagi pertumbuhan tanaman berkurang.
sumber:
Anonim. 2006.
Lingkungan Sebagai Faktor Pembatas <http://pustaka.ut.ac/pembatas.htm>. Diakses pada tanggal 22 April 2011.
Cullu, Mehmet Ali.
2003. Estimation of the effect of soils salinity on crop yield using remote
sensing and geographic information system. Turkey Journal of Agriculture For
27: 23-28.
Andani, Sri dan E.
D. Purbayanti. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Jamil, M. 2006.
Effect of salt stress on germination and early seedling growth of four
vegetable species. Journal Central Europe Agriculture 7:273-282.
Kimbal, J.W. 1965.
Biology. Adison Wisley Publishing Company Inc., Massachussete.
Odum, Eugene.
1979. Foundamentals of Ecology Third Edition. Saunders College Publishing,
Georgia.
Nafisah dan A. A
Drajat. 2009. Penapisan varietas padi toleran pada lahan rawa di daerah
Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Agron Indonesia 37: 107-110.
Noor, Muhammad.
2004. Lahan Rawa: Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam. Raja
Grafindo, Jakarta.
No comments:
Post a Comment