Menurut arti katanya,
pekarangan berasal ari kata “karang” yang berarti halaman rumah
(Poerwodarminto, 1976). Sedang secara luas, Terra (1948) memberikan batasan
pengertian sebagai berikut:
“Pekarangan adalah tanah di sekitar perumahan, kebanyakan berpagar
keliling, dan biasanya ditanami padat dengan beraneka macam tanaman semusim
maupun tanaman tahunan untuk keperluan sendiri sehari-hari dan untuk
diperdangkan. Pekarangan kebanyakan slng berdekaan, dan besama-sama membentuk kampung,
dukuh, atau desa”.
Baru setelah Soemarwoto (1975)
yang melihatnya sebagai suatu ekosistem, berhasil memberikan definisi yang
lebih lengkap dengan mengatakan bahwa:
“Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di
sekitar rumah tinggal dan jelas batas-batasannya, ditanami dengan satu atau
berbagai jenis tanaman dan masih mempunyai hubungan pemilikan dan/atau
fungsional dengan rumah yang bersangkutan. Hubungan fungsional yang dimaksudkan
di sini adalah meliputi hubungan sosial budaya, hubungan ekonomi, serta
hubungan biofisika”.
Berdasar pengertian di atas sudah
tersurat bahwa lahan yang berada di sekitar rumah(pekarangan) dapat
dimanfaatkan untuk dunia pertanian. Tetapi kecenderungan yeng terjadi saat ini
adalah pekarangan hanya dimanfaatkan dari segi estetika saja. Hal ini dapat
dilihat daribanyaknya taman-taman yang menghiasi halaman sebuah rumah,namun
jarang sekali dijumpai halaman rumah yang ditanami tanaman buah maupun
hortikultura. Padahal jika dikaji lebih
detail, pekarangan menyimpan potensi yang lebih besar daripada hanya utnuk
estetika semata.
Secara garis besar pekarangan dapat
digunakan untuk:
- Sumber pangan, sandang dan papan penghuni rumah
- Sumber plasma nutfah dan ragam jenis biologi,
- Lingkungan hidup bagi berbagai jenis satwa,
- Pengendali iklim sekitar rumah dan tempat untuk kenyamanan,
- Penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen,
- Tempat resapan air hujan dan air limbah keluarga ke dalam tanah,
- Melindungi tanah dari kerusakan erosi
- Tempat pendidikan bagi anggota keluarga
Di bidang
pertanian, pekarangan dapat ditanami aneka jenis tumbuhan seperti:
- Tanaman pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbuan, obat
- Tanaman bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong, tanaman pot, tanaman taman, anggrek
Masih
ada hubungannya dengan sector agro, pekarangan juga bisa dimanfaatkan untuk usaha
peternakan dan perikanan. Di sector perikanan pekarangan bias nigunakan untuk
memelihara ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan ikan dll. Sementara
untuk dunia peternakan, pekarangan dapat dimanfaatka untuk memelihara ternak unggas hias, ternak petelur, ternak
pedaging.
Semakin
banyak potensi dari pekarangan ini maka pekarangan rumah( samping, depan,
belakang) harus dimanfaatkan dengan bijaksana. Berikut ini contoh pembagian
penggunaan pekarangan yang baik
- Halaman depan (buruan):, tanaman hias, pohon buah, tempat bermain anak, bangku taman, tempat menjemur hasil pertanian
- Halaman samping (pipir): tempat jemur pakaian, pohon penghasil kayu bakar, bedeng tanaman pangan, tanaman obat, kolam ikan, sumur dan kamar mandi
- Halaman belakang (kebon): bedeng tanaman sayuran, tanaman bumbu, kandang ternak, tanaman industri
Semakin bertambahnya
populasi manusia di bumi ini berdampak pada semakin banyakya bangunan dan
pastinya pekarangan akan menjadi semakin sempit. Untuk itu harus diupayakan
suatu pertanian yang sangat efektf dan efisien. Misalnya saja bertani dalam
pot, bertani secara hidroponik, aeroponik, atau bahkan bertani di atap-atap
gedung yang mana selain menghasilkan hasil pertanian secara umum,juga dapat
menyediakan listrik( dikembangkan salah
satu universitas di Amerika Serikat). Selain itu kita juga harus merawat
pekarangan dengan bijaksana. Kita harus memperhatikan keseimbangan ekologi yang
ada di pekarangan kita karena pekarangan sangat erat kaitannya dengan hubungan
kita dengan keluarga.
Walaupun suatu Negara
tidak dapat berswasembada pangan hanya dengan memanfaarkan potensi pekarangan,
tetapi setidaknya dengan memanfaatkan potensi pekarangan kita telah mengurangi
jatah belanja pangan yang saat ini masih banyak yang berasal dari luar negeri.
Selain itu pastinya akan tumbuh satu kesadaran dalam diri kita untuk memahami
pentingnya pertanian bagi kehidupan.
No comments:
Post a Comment