“Pertanian itu paling penting
lhoo, emang situ bisa makan kalau gak ada pertanian?? Lagian orang pertanian
itu mulia, wong kerjaannya ngasih makan orang. Dan yang pasti, pertanian itu
akan tetap dibutuhkan selama manusia masih butuh makan”. Suatu hal yang bisa dikatakan hanya sebuah
pembelaan ketika gagal masuk ke bidang yang benar-benar diinginkan dan malah
masuk ke pertanian. Wajar ketika memang sebelumnya tidak begitu paham dengan
pertanian.
Wajar jika memang selama ini yang
diketahui soal pertanian hanyalah soal mencangkul, kotor, hitam, pedesaan,
kemiskinan, dan serba ketidak berdayaan. Dan memang itu yang selama ini muncul
di permukaan dan mungkin sudah menjadi simbol dari pertanian itu sendiri. Dari
sisi kualitas meteri yang diajarkan selama kuliah, mungkin banyak yang
beranggapan bahwa dalam pertanian semuanya terasa begitu sangat mudah sehingga
tidak cocok untuk orang-orang pintar mungkin akan tidak terlalu bermanfaat jika
kepintarannya hanya dipakai di pertanian yang serba mudah tersebut.
Namun, kalimat-kalimat di atas
tidak akan pernah menjadi pembelaan lagi ketika sudah mampu melihat sisi lain
pertanian dan kita sudah terjun langsung di dalamnya. Mungkin seperti bermain
di lumpur, kita sebisa mungkin akan menghindar ketika pakaian kita masih bersih,
tetapi, ketika sudah terciprat lumpur tersebut, ceritanya akan lain. Mau tidak
mau kita harus nyebur ke dalamnya, dan tidak sedikit yang malah semakin
menikmatinya.
Pertanaman sayuran dan buah-buahan
di dataran tinggi, pertanaman tanaman pangan di desa-desa, pertanian di lahan
pasir pantai, perkebunan yang berskala
lokal hingga iternasional, dan masih banyak lagi komoditas-komoditas serta
teknologi yang digunakan yang sedikit memberikan pengertian bahwa pertanian
tidak hanya seperti yang disebutkan di atas.
Mungkin banyak orang ber IQ tinggi
enggan masuk ke pertanian. Bukan karena gengsi kalau pertanian itu kelas dua
atau bahkan kelas tiga. Akan tetapi, lebih disebabkan oleh pradigma bahwa
kuliah di pertanian itu hanya soal yang gampang yang ketika ia masuk ke
dalamya, maka IQ yang dimiliki tidak bisa optimal termanfaatkan. Ketika sudah
masuk pertanian, tidak semua pradigma tersebut dapat diikuti. Hampir semua ilmu
dasar yang sifatnya sosial ataupun eksak, mulai dari yang hafalan, pemahaman,
sampai hitung-hitungan pun masih ada sampai semester-semester atas. Dengan
permasalahan-permasalahan yang kompleks di dunia pertanian secara umum, baik
secara langsung ataupun tidak langsung juga memaksa yang ada didalamnya untuk
ikut berfikir bagaimana menyelesaikannya. Jika sudah demikian, bukan hanya IQ
saja yang banyak digunakan, tetapi EQ dan SQ yang nantinya juga banyak
berperan.
Pertanian itu kotor! Tidak
semuanya pertanian itu berhubungan dengan berkotor-kotoran. Di pertanian bahkan
bisa memilih seberapa besar tingkat kebersihan yang diinginkan. Ada bagian yang
menghauskan kita untuk sedikit berkotor-kotoran, ada yang standar seperti pada
saat berada di ruangan-ruangan yang rajin dibersihkan, ada juga yang bahkan
ketika masuk, kita dilarang berbicara untuk menjaga ruangan agar tetap steril.
Berkaitan
dengan ketidakberdayaan, pertanian merupakan salah satu bidang yang selalu
berhubungan dengan ketidakpastian. Pertanian sangat berkaitan dengan lingkungan
yang mana akan selalu sulit untuk diprediksi untuk setiap perubahan yang akan
terjadi. Dan perubahan yang terjadi itulah yang membuat pertanian menjadi hal
yang tidak pernah pasti. Di Negara kita, Indonesia, kebetulan pelaku pertanian
adalah masyarakat pedesaan yang sudah hampir setiap hari bergelut dengan
ketidakberdayaan. Jika diperhatikan, hampir semua masyarakat pedesaan di dalam
kartu penduduknya bermata pencaharian petani, walaupun pekerjaan yang
sebenarnya ada yang tidak berkaitan dengan pertanian. Generalisasi seperti ini
yang mungkin juga memunculkan pradigma bahwa pertanian itu selalu berkaitan
dengan ketidakberdayaan. Memang masih ada yang selalu berada di dalam posisi
yang serba tidak berdaya. Akan tetapi, hal tersebut tidak bisa dijadikan
patokan bahwa ketika masuk ke pertanian hanya akan menambah orang-orang yang
tidak berdaya tadi. Pertanian adalah salah satu sektor informal yang ketika
masyarakat dunia dilanda krisis ekonomi berkepanjangan tidak mengalami dampak
yang signifikan. Disaat banyak orang kehilangan pekerjaannya karena PHK,
masyarakat pertanian masih saja melakukan usaha taninya. Memang banya sekali
kendala-kedala yang ada di dunia pertaian yang nantinya bisa menciptakan
ketidakberdayaan ketika masuk ke dalamnya. Akan tetapi, peluang yang ada juga
tidak kalah besarnya dengan kendala-kendala yang mungkin dihadapi. Dengan
peluang yang lebih besar dan lebih berkelanjutan, pertanian tidak akan menjadi
sumber ketidakberdayaan, tetapi akan menjadi suatu simbol keberdayaan.
Pertanian
itu tidak seperti sinetron Indonesia
yang hanya ada karakter jahat dan karakter baik. Pertanian itu menawarkan
banyak sekali peran bagi siapa saja yang mau masuk ke dalamya. Mulai peran yang
paling kotor sampai peran yang paling bersih, ada. Peran sebagai iblis,manusia,
sampai malaikat, juga ada. Dan peran sebagai orang yang paling kaya dan
berkecukupan pun juga ada.
No comments:
Post a Comment