Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang
terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu,
serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri
warnanya. Terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya
dalam proses fotosintesis. Klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua
tumbuhan autotrof. Klorofil B terdapat pada ganggang hijau
chlorophyta dan tumbuhan darat. Klorofil C terdapat pada ganggang coklat
Phaeophyta serta diatome Bacillariophyta. Klorofil d terdapat pada ganggang
merah Rhadophyta (Rifai, 1996).
Klorofil merupakan pigmen
hijau yang ditemukan pada kebanyakan tumbuhan, alga, dan juga cyanobacteria. Klorofil
menyerap cahaya lebih kuat pada warna biru dan merah, tetapi sangat sedikit
porsi untuk warna hijau pada spektrum elektromagnetik, oleh karena itulah warna
hijau dari klorofil tersusun atas jaringan atau kumpulan sel seperti pada daun
tumbuhan. Klorofil sangat vital dalam proses fotosintesis, karena membuat
tanaman mendapatkan energi dari cahaya. Molekul klorofil tersusun sangat
spesifik di dalam atau di sekitar pigmen protein kompleks yang disebut sebagai
fotosistem yang bekerja pada membran tilakoid pada kloroplas (Anonim, 2009).
Semakin lama waktu pemberian
naungan sampai 4 bulan dan semakin tinggi persentase naungan sampai 50% akan
meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun, panjang daun, lebar daun,
jumlah anakan, jumlah cabang, dan indeks luas daun jika dibandingkan dengan
tanpa naungan. Pemberian naungan menurunkan bobot brangkasan, bobot basah umbi,
menurunkan jumlah stomata, trichoma, dan menurunkan tebal daun tetapi tidak
berpengaruh pada bobot kering umbi. Pemberian naungan meningkatkan kandungan
antosianain, klorofil/a, rasio klorofila/b (Ghulamahdi dan Aziz, 2009).
Tanaman yang tumbuh di kondisi
ternaung akan memiliki kandungan klorofil lebih tinggi daripada tanaman yang
tumbuh di kondisi tidak atau kurang ternaung. Perubahan warna hijau pada
tumbuhan taliputri muda menjadi coklat kemerahan setelah tua, berkaitan dengan
pemecahan kloroplas menjadi kromoplas yang menyebabkan klorofil rusak, sehingga
kandungan klorofil menurun selama proses pematangan. Keberadaan karotenoid di
dalam tumbuhan tingkat tinggi memainkan peranan penting sebagai pelindung
klorofil terhadp cahaya atau sebagai fotoprotektor (Heriyanto dan Limantara,
2006).
Nitrogen (N) merupakan salah
satu hara makro yang menjadi pembatas utama produksi tanaman karena nitrogen
merupakan hara essensial yang berfungsi sebagai bahan penyusun asam amino,
protein, dan klorofil yang penting dalam proses fotosintesis serta bahan penyusun
komponen inti sel. Pemupukan nitrogen penting artinya apabila di tinjau dari
segi hasil dan kualitas tanaman serta polusi lingkungan yang ditimbulkan
(Sirappa, 2003).
Karena nitrogen terdapat dalam
sedemikian banyak senyawa penting, tidaklah mengherankan kalau pertumbuhan akan
lambat tanpa nitrogen. Tumbuhan yang mengandung cukup nitrogen untuk sekedar
tumbuh saja akan menunjukkan gejala kekahatan, yakni klorosis biasa terutama
pada daun tua. Daun muda tetap hijau lebih lama karena mereka mendapatkan nitrogen
larut yang berasal dari daun tua. Beberapa jenis tanaman seperti tomat dan
jagung varietas tertentu menunjukkan warna keunguan pada batang, tangkai daun,
dan permukaan bawah daun karena adanya penumpukan pigmen antosianin. Tumbuhan
yang terlalu banyak mendapatkan nitrogen biasanya mempunyai daun berwarna hijau
tua dan lebat, dengan sistem akar yang kerdil sehingga nisbah tajuk-akarnya
tinggi (Salisbury dan Ross, 1995).
Penggunaan pupuk nitrogen dapat meningkatkan kualitas daun pada tanaman Cleome gynandra. Menggunakan nitrogen
yang semakin meningkat akan meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah
daun dan berat segarnya. Tanaman yang kekurangan nutrisi terlihat tinggi dan
kurus, pertumbuhan lambat dan warnanya terlihat tidak sehat seperti tanaman
yang sehat. Kekurangan nitrogen menyebabkan produksi protein dan senyawa
penting lain untuk menghasilkan sel-sel baru akan menurun. Penggunaan 106kg/ha
pupuk nitrogen akan memberikan suplai yang berlebihan, yang akan menghasilkan
daun berwarna hijau gelap yang menjadikan tanaman menjadi sukulen dan berakibat semakin buruk. Respon dari kenaikan
pupuk nitrogen menunjukkan meningkatnya daun dan jumlah tunasnya, dan juga
peningkatan berat pertanaman per satuan waktu. Hal ini menunjukkan bahwa
senesence dari daun memberikan periode yang lebih panjang untuk pemangkasan
(Mauyo, et al., 2008).
sumber:
Anonim. 2009. Chlorophyll. <http://en.wikipedia.org/wiki/Chlorophyll>. Diakses pada 21 Maret 2009.
Dobermann, A., dan T. Fairhurst. 2000. Rice: Nutrient Disorders &
Nutrient Management. International Rice Research Institute (IRRI), Potash &
Phosphate Institute of Canada .
Ghulamahdi, M dan S. A.
Aziz. 2009. Produksi Senyawa Bioaktif Daun Dewa (Gynura pseudochina (L.) DC)
Melalui Studi Agrobiofisik, Studi Keragaman, Lama Pencahayaan dan Optimalisasi
Pemupukan. <http://web.ipb.ac.id/>. Diakses pada 21 Maret
20098.
Heriyanto dan
L. Limantara. 2006. Komposisi dan kandungan pigmen utama tumbuhan taliputri Cuscuta australis R.Br. dan Cassytha
filiformis L. Makara Sains 10(2): 69-75.
Mauyo, L.M., V.E. Anjichi,
G.W. Wambugu, dan M.E. Omunyini. 2008. Effect of nitrogen fertilizer
levels on fresh leaf yield of spider plant (Cleome
gynandra) in Western Kenya . Academic Journal 3(6): 240-244.
Rifai, M.A. 1996. Kamus
Biologi. Rineka Cipta, Jakarta.
Salisbury, F.B, dan C.W.
Ross. 1995. Plant Physiology (Fisiologi Tumbuhan, alih bahsa: D.R. Lukman dan
Sumaryono). ITB, Bandung.
Sirappa, M.P.
2002. Penentuan batas kritis dan dosis pemupukan untuk tanaman jagung di lahan
kering pada tanah typic Usthorthents. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 3(2):
25-37
No comments:
Post a Comment