Varietas
adalah kelompok tanaman dalam jenis atau spesies tertentu yang dapat dibedakan
dari kelompok laim berdasarkan suatu sifat atau sifat-sifat tertentu. Varietas
dapat dibedakan oleh setiap sifat yang nyata untuk usaha pertanian dan bila
diproduksi kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang dapat dibedakan dari yang
lain. Varietas berdasarkan teknik pembentukannya dapat dibedakan menjadin
varietas hibrida, varietas sintetik, dan varietas komposit (Tamarin, 2004).
Gen
tidak dapat menyebabkan berkembangnya karakter kecuali berada pada lingkungan
yang sesuai. Ada pengaruh terhadap berkembangnya karakter dengan mengubah
tingkat keadaan lingkungan terkecuali juka gen yang diperlukan ada. Keragaman
yang diamati terhadap sifat-sifat yang terutama disebabkan oleh perbedaan gen
yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap viabilitas di dalam sifat
yang lain, pertama-tama disebabkan oleh perbedaan lingkungan dimana individu
berada (Hedrict,1985).
Hibrida
dibuat dengan mempersilangkandua hibrida yang unggul. Pembuatan hibrida unggul
merupakan langkah awal dalam pembuatan hibrida. Varietas hibrida memberikan
hasil yang lebih tinggi daripada varietas bebas karena hibrida menggabungkan
gen-gen dominan karakter yang diinginkan dari galur penyusunnya dan hibrida
mampu memanfaatkan gen aditif dan nonaditif. Varietas hibrida memberikan
keuntungan yang lebih tinggi bila ditanam pada lahan yang produktivitasnya
tinggi (Kartasaputra, 1988).
Varietas
Kedelai yang dianjurkan mempunyai criteria tertentu misalnya umur panen, produksi per hektar,
daya tahan terhadap hama dan penyakit. Setelah cirri-ciri tanaman Kedelai
diketahui, akhirnya dapat dihasilkan varietas yang diinginkan. Varietas ini
diharapkan sesuai dengan keadaan tempat yang akan ditanamai. Dengan
ditemukannya varietas baru, diharapkan sifat-sifat baru yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan baik dalam hal produksi, umur produksi, maupun daya tahan
terhadap hama penyakit (Andriyanto dan Indarto, 2004).
Peluang
untuk memperoleh gabungan beberapa karakter pada suatu individu (galur) lebih
besar jika terdapat korelasi genetic yang erat antar karakter tersebut.
Misalnya jika terdapat korelasi yang nyata dan negative antar panjang belitan
dengan junlah cabang yang banyak, maka lebih banyak peluang untuk mendapatkan
individu yang memiliki karakter tersebut sekaligus dibandingkan jika tidak ada
korelasi. Jika terdapat korelasi yang nyataan positif maka sangat sulit untuk
meperoleh karakter tersebut dibandingkan juka tidak ada korelasi (Wahdah et al., 2007).
Varietas
atau klon introduksi perlu diuji adaptabilitas pada suatu lingkungan untuk
mendapatkan genotype unggul pada lingkungan tersebut. Pada umumnya suatu daerah
memiliki kondisi lingkungan yang berbeda terhadap genotype. Respon genotype
terhadap faktor lingkungan ini biasanya terlihat dalam penampilan fenotip
yanaman bersangkutan (Wahdah et al.,
2009).
Baby corn dapat diproduksi dari kultivar jagung pada
umumnya dengan teknik budidaya yang sama dengan produksi jagung biasa, kecuali
jarak tanam yang digunakan umumnya lebih rapat karena dipanen lebih cepat. Meskipun
demikian tidak semua varietas jagung dapat menghasilkan baby corn yang bermutu
tinggi, baik kualitas maupun kuantitasnya (Hasyim, 2002).
sumber:
Andrianto, T.T dan N. Indarto. 2004. Budidaya dan
Analisis Usaha Tani Kedali, Kacang hijau, Kacang panjang. Absolut, Yogyakarta.
Hasyim, H. 2002. Ringkasan pemuliaan Tanaman Lanjutan.
Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hendrict. P.W. 1985. Genetic of Population. Jones
and Bannet, Boston.
Kartosapoetra,
A. G. 1988. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. Bina Aksara, Jakarta.
Tamanin, R.H. 2004. Principle of Genetics. Mc Grow
Hill, New York.
Wahidah, R., C. Nisa, dan H. Andriani. 2009. Pewarisan
gen sederhana beberapa karakter kacang begara. Agrisains 16: 107-115.
Wahidah, R., C. Nisa, dan H. Andriani. 2007. Pendugaan
pewarisan kualtitatif beberapa karakter kacang Negara. Agrosains 14 : 84-82.
No comments:
Post a Comment