Ketersediaan air
untuk proses pertumbuhan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman. Air bagi tanaman adalah sebagai bahan penyusun yang sangat
menentukan dalam sitoplasma, sebagai reagensia yang terpenting dalam proses
biologis, dan sebagai suatu faktor iklim yang mempunyai arti sangat penting di
sekitar tanaman. Air merupakan kebutuhan essensial bagi pertumbuhan tanaman
hingga berproduksi. Air merupakan faktor yang berkorelasi positif, tetapi juga
dapat berkorelasi negatif. Secara fungsional keadaan air dalam tanah
diklasifikasikan berdasarkan pada besar relatif retensinya, yaitu air bebas,
air kapiler, dan air higroskopis. Tidak tersedianya air yang cukup pada saat
perkecambahan dan awal pertumbuhan menimbulkan gangguan pertumbuhan pada
tanaman. Kekurangan air akan berpengaruh terhadap perkembangan tanaman, yaitu
menekan luas daun, diameter batang, tinggi tanaman, dan berat tanaman
(Purwatoro et al., 1994).
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi
semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di
planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian
besar terdapat di laut (air asin)
dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi
juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air,
dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut
bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan,
hujan,
dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air,
sungai,
muara) menuju laut. (Anonim, 2009).
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia
H2O: satu
molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen
yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.
Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia
ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia
lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. (Leopold,
1964)
Menurut Bayer (1976) kelembaban nisbi adalah perbandingan
antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila
kelembaban aktual dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas
udara untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap air jenuh (es),
sehingga RH dapat dinyatakan dalam persen (%) sebagai berikut :
RH = ea × 100%
es
Tanaman
yang cukup air, stomata dapat dipertahankan selalu membuka untuk menjamin
kelancaran pertukaran gas-gas di daun termasuk CO2 yang berguna dalam aktivitas
fotosisntesis, aktivitas yang tinggi menjamin pula tingginya kecepatan pertumbuhan
tanaman.
Air di dalam jaringan tanaman selain berfungsi
sebagai penyusun utama jaringan yang aktif mengadakan kegiatan fisiologis, juga
berperan penting dalam memelihara turgiditas yang diperlukan untuk pembesaran
dan pertumbuhan sel. Peranan yang penting ini menimbulkan konsekuensi
bahwa secara langsung atau tidak langsung defisit air tanaman akan mempengaruhi
semua proses metabolisme dalam tanaman yang mengakibatkan terganggunya proses
pertumbuhan (Lestari, 2006).
Peranan air dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, yaitu (Jackson, 1977):
1. Air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air
yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas
fisiologisnya rendah
2. Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses
fotosintesis.
3. Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam
reaksi-reaksi kimia
4. Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor.
5. Sebagai pendorong proses respirasi, sehingga penyediaan tenaga
meningkat dan tenaga ini digunakan untuk pertumbuhan.
6. Secara tidak langsung dapat memelihara suhu tanaman.
Kandungan air tanah dapat dinyatakan atas berat
kering dan berat basah. Bagi tanaman, penggunaan kedua dasar ini kurang
memuaskan karena berat kering dan berat basah tanaman senantiasa berubah
seiring dengan umur tanaman. Hal ini telah mendorong dikembangkannya metode
cekaman air pada tanaman yang didasarkan kepada kandungan air dari suatu
tanaman yang dalam keadaan turgor. Kandungan air nisbi (Relative Water
Content=RWC) didefinisikan sebagai berikut:
RWC = [(FW-ODW) / (TW-ODW)] x 100%
Dimana, FW
merupakan berat segar tanaman di lapangan (kg), kemudian ODW adalah berat
tanaman kering oven (kg), dan TW adalah berat tanaman pada saat dalam keadaan
turgor (kg). Berat turgor ini ditentukan dengan cara menyeimbangkan jaringan
tanaman dengan air selama beberapa jam dalam suhu tetap. Penghitungan RWC
menunjukkan kejenuhan nisbi jaringan tanaman dan dinyatakan sebagai suatu
persentase kandungan air saat tanaman dalam keadaan turgor penuh (Kertonegoro,
2004).
sumber:
Anonim. 2009. Air. <http://www.en.wikipedia/wiki/air>.
Diakses pada tanggal 5 April 2009.
Bayer. J, S. 1976. Water deficits and
photosisnthesis in water. Defficite and Plant Growth TT Kozlowski . Academic
Press Inc New York
IV: 153-190.
Jackson, I, J., 1971. Climate, Water and Agriculture in the Tropics.
Published in the United
States of America by Longman Inc. New York .
Kertonegoro, B.D. 2004. Hubungan Tanah-Air-Tanaman-Dan Atmosfer. Laboratorium Fisika Tanah,
Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.
Leopold, A. C.
1964. Plant Growth
and Development. Mac Graw Hill book Company, London .
Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan
ketahanan kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal
Biodiversitas 7(1): 44-48.
Purwantoro, A., S. Trisnowati, S. Fatimah,
Toekidjo, Suyadi. 1994. Tanggapan Beberapa Kultivar Kacang Hijau pada Berbagai
Tingkat Kelengasan dan Macam Tanah. Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment