Fotosintesis adalah pembuatan
gula dari dua bahan mentah sederhana, yaitu karbondioksida dan air, yang
dibantu dengan adanya klorofil, dan dengan cahaya matahari sebagai sumber
energi. Persamaan kimia fotosintesis biasanya dituliskan:
6 CO2 + 6 H2O + 672 kcal C6H12O6
+ 6 O2
Energi cahaya glukosa
Sebenarnya persamaan tersebut merupakan bentuk
persamaan yang sangat sederhana. Hasil-hasil penyelidikan modern menunjukkan
bahwa fotosintesis dapat dipisahkan ke dalam tiga kelompok reaksi-reaksi utama.
Dalam kelompok pertama, energi cahaya dipergunakan untuk memecahkan air menjadi
hidrogen dan oksigen. Dalam kelompok kedua, energi cahaya dipergunakan untuk
memberi suplai energi kimia yang dapat dipergunakan di dalam kloroplast. Dalam
kelompok tiga, hidrogen dan energi kimia dipergunakan untuk mengubah karbondioksida
menjadi gula (Mimbar, 1991).
Berdasarkan tipe fotosintesis,
tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu C3, C4, dan CAM
(crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah
panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan C3. Namun tanaman C3 lebih
adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sebagian besar tanaman
pertanian, seperti padi, gandum, kentang, kedelai, kacang-kacangan, dan kapas
merupakan tanaman dari kelompok C3. Tanaman pangan yang tumbuh di daerah
tropis, terutama gandum, akan mengalami penurunan hasil yang nyata dengan
adanya kenaikan sedikit suhu karena saat ini gandum dibudidayakan pada kondisi
suhu toleransi maksimum (Mulya, 2007).
Cahaya matahari merupakan
sumber utama energi bagi kehidupan, tanpa adanya cahaya matahari kehidupan
tidak akan ada. Bagi pertumbuhan tanaman ternyata pengaruh cahaya selain
ditentukan oleh kualitasnya ternyata ditentukan intensitasnya. Intensitas
cahaya berpengaruh nyata terhadap sifat morfologi tanaman. Tanaman yang
mendapatkan cahaya matahari dengan intensitas yang tinggi menyebabkan lilit
batang tumbuh lebih cepat, susunan pembuluh kayu lebih sempurna, internodianya
lebih pendek, daun lebih tebal, tetapi ukurannya lebih kecil dibanding dengan
tanaman yang terlindung. Beberapa efek dari cahaya matahari yang penuh (yang
melebihi) kebutuhan optimum dapat menyebabkan layu, fotosistesi lambat, laju
respirasi meningkat tetapi cenderung mempertinggi daya tahan tanaman. Intensitas
cahaya yang tinggi di daerah tropis tidak seluruhnya dapat digunakan oleh
tanaman. Energi cahaya matahari yang digunakan oleh tanaman dalam proses
fotosintesis berkisar antar 0,5–2,0 % dari jumlah total energi yang tersedia.
Sehingga hasil fotosintesis berkurang. Apabila intensitas cahaya kurang dari
batas optimum yang dibutuhkan oleh tanaman, yang tergantung pada jenis tanaman
hal ini juga berlaku terhadap jenis-jenis anggrek (Harwati, 2007).
Dari semua radiasi matahari
yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan
untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610-700 nm), hijau
kuning (510-600 nm), biru (410-500 nm) dan violet (<400 nm). Masing-masing
jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada
sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang
terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang
tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang
berbeda. Kloroplast mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a
terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru
dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung
dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam
reaksi terang (Syamsuri et. al., 2004).
Hydrilla merupakan tumbuhan
air makrofit yang mempunyai akar, monoecious atau dioecious, termasuk tanaman
tahunan serta musimam yang hidup pada kondisi tidak menguntungkan sebagai
rumput, turion, atau tuber. Ukuran batang hydrilla bervariasi mulai dari yang
hanya beberapa centimeter hingga yang berukuran beberapa meter. Daun tumbuhan
ini berpasangan dan berseberangan. Pada umumnya berwarna hijau, tetapi
terkadang terdapat sedikit bintik atau garis coklat kemerahan. Tulang daunnya
nyata dan terkadang terdapat ruang uniseluler pada permukaan abaxialnya (
Hofstra and Champion, 2006).
Hydrilla bereproduksi secara
vegetatif dan terkadang dengan menggunakan biji. Tumbuhan ini dapat bertahan
hidup sebagai pleustophyta atau tumbuhan yang mengapung bebas jika akarnya
terlepas atau rusah dari bagian bawah. Hydrilla juga dapat menyimpan propagul
vegetatif di dasar air untuk meregenerasi dirinya, tak lama setelah tanaman
induknya mati. Oleh karena itu, hydrilla terlihat menyebar lebih luas
dibandingkan dengan tumbuhan lainnya, hal inilah yang menyebabkan dikenalnya
”efek payung”. Biomassa terbesar dari tumbuhan ini berada pada permukaan air,
dan sangat berbeda dengan tumbuhan lain, dan hanya hydrilla lah yang dapat
memberikan bukti nyata terjadinya fotosintesis daripada tumbuhan aquatik
lainnya (Martin and Reid, 1976).
sumber:
Harwati, C.T. 2007.
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan anggrek. Jurnal
Inovasi Pertanian 6(1): 58-67.
Hofstra, D.E. dan P.D. Champion. 2006. Organism consequence
assessment: Hydrilla verticillata. National
Institute of Water and Atmospheric (NIWA) Research
Ltd: 2
Martin, D.F. dan G.A. Reid. 1976. Uptake of manganese in Hydrilla verticillata Royle. Journal of
Agricultural and Food Chemistry 24(6): 1161-1165.
Mimbar, S.M. 1991. Dasar-dasar
Fisiologi Tumbuhan. Lembaga Penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya, Malang.
Mulya, K. 2007. Bila Bumi
Semakin Panas. < http://biogen.litbang.deptan.go.id/>. Diakses
tanggal 07 Maret 2009.
Syamsuri, I., H. Suwono, Ibrohim, Sulisetijono, I.
W. Sumberartha, S. E. Rahayu. 2004. Biologi Jilid 3A. Erlangga, Jakarta .
No comments:
Post a Comment