Air merupakan kebutuhan pokok
bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma
sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis,
pengangkutan assimilate hasil proses ini kebagian-bagian tanaman hanya
dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di
atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan
produksi biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap
melalui stomata atau melalui proses transpirasi (Crafts et. al., 1949).
Secara alamiah tumbuhan
mengalami kehilangan air melalui penguapan. Proses kehilangan air pada tumbuhan
ini disebut transpirasi. Pada transpirasi hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab
di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan
kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak
langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi
pergerakannya. Besarnya uap air yang ditranspirasikan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain faktor dari dalam tumbuhan seperti jumlah daun, luas daun,
dan jumlah stomata dan faktor luar
meliputi suhu, cahaya, kelembaban, dan angin (Anonim, 2009a).
Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan.
Transpirasi berbeda dengan penguapan/evaporasi sederhana karena
berlangsung pada jaringan hidup dan dipengaruhi oleh fisiologi tumbuhan. Laju transpirasi
dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini
mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh
perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi
dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama
stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam
atmosfer. Untuk mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer. Transpirasi pada tumbuhan
yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat
merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati. Sebagian besar
transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi
terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis. Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air. Sebagian besar uap air yang
ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari daun selain dari batang, bunga dan buah (Anonim, 2009b).
Tanaman yang cukup air,
stomata dapat dipertahankan selalu membuka untuk menjamin kelancaran pertukaran
gas-gas di daun termasuk CO2 yang berguna dalam aktivitas fotosintesis,
aktivitas yang tinggi menjamin pula tingginya kecepatan pertumbuhan tanaman
(Bayer, 1976).
Konsentrasi CO2 eksternal
(453,55 ppm) dan internal (252,54 ppm) akan mempengaruhi bukaan stomata. Pada sebagian besar tumbuhan konsentrasi CO2
yang rendah di daun menyebabkan konduktan
stomata meningkat sehingga stomata akan
membuka, sebaliknya jika konsetrasi CO2 meningkat menyebabkan konduktan stomata rendah dan sebagian stomata
menutup. Konduktan stomata rendah dapat menurunkan laju transpirasi sehingga
air yang berada dalam mesofil daun dapat dimanfaatkan secara efisien pada
proses fotosintesis. Konduktan stomata yang rendah menyebabkan suhu daun meningkat sebab transpirasi rendah melalui
permukaan daun (Nasaruddin et.al.,
2006).
Kemampuan tanaman tembakau
untuk mempertahankan kandungan air yang cukup, pada daun dibagian bawah
menentukan kecilnya jumlah daun yang menjadi kering (krosok). Pada tanah
tegalan yang relative kering pemberian air yang lebih sedikit mendorong
pertumbuhan akar yang lebih dalam sehingga mampu menjangkau tanah yang lebih
luas. Pada keadaan yang demikian tanaman akan mampu mengekstrak air dari volume
tanah yang lebih dalam dan luas, sehingga mampu menyediaan air lebih banyak
untuk mendukung daun-daun dibagian bawah tidak cepat kering. Tanaman tembakau
yang mendapatkan air lebih dapat mengembangkan luas daun yang lebih besar.
Penghentian pemberian air pada umur 60 hari yaitu pada saat keadaan cuaca
sangat kering dan panas dimana panen daun tembakau dilakukan pada umur 71 hari
mengakibatkan evapotranspirsi yang tinggi pada keadaan demikian tanaman kurang
mampu mempertahankan daun dibagian bawah sehingga daun mongering (Harwati,
2007).
Naiknya suhu daun, misalnya
sangat banyak menaikkan penguapan dan sedikit difusi kemungkinan
menyebabkan stomata menutup atau membuka lebih lebar, tergantung
pada spesis atau faktor lain. Stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan
(dalam batas tertentu) dan peningkatan
cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat naiknya suhu
membuat udara mampu membawa lebih banyak
kelembaban sehingga transpirasi meningkat
dan akan mempengaruhi bukaan stomata
(Salisbury dan Ross, 1995).
Banyak model sirkulasi iklim
yang pada umumnya memprediksikan bahwa dengan menaikkan konsentrasi CO2
di atmosfer bumi dapat menyebabkan meningkatnya suhu rerata secara global
sebesar 1.5 ± 4.5 0C. Apakah mungkin ada interaksi antara CO2
dengan respon suhu pada tanaman baik pada pertumbuhan dan perkembangannya,
serta berdampak pada fotosintesis dan transpirasi? Pada umumnya, perubahan
retata CO2 (CER : CO2 exchange rate) selalu mengalami
kenaikan dan laju transpirasi menurun pada level elevasi CO2 (Jones,
et.al., 1985).
sumber:
Anonim. 2009a. Transpirasi
Tumbuhan. <http://bima.ipb.ac.id/> . Diakses pada tanggal
29 Maret 2009.
Anonim. 2009b.
Transpirasi. <http://wikipedia.org/Transpirasi>. Diakses
pada tanggal 29 Maret 2009.
Bayer. J, S.
1976. Water deficits and photosisnthesis in water. Defficite and Plant Growth
TT Kozlowski. Academic Press Inc, New
York .
Crafte, A.S., H.B. Currier and C.P. Stocking. 1949. Water in the Physiology of Plants. Waltham , Mass, USA .
Harwati, C.T. 2007.
Pengaruh kekurangan air terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman Tembakau.
Innofarm, Jurnal Inovasi Pertanian 6 (1): 44-51.
Jones, P., L.H. allen, dan
J.W. Jones. 1985. Response of soybean canopy photosinthesis and
transpiration to whole-day temperature changes in different CO2
environment. Agronomy Journal 77: 242-249.
Nasaruddin, Y.
Musa, dan M.A. Kuruseng. 2006. Aktivitas beberapa proses fisiologis tanaman
Kakao muda di lapang pada berbagai naungan buatan. Jurnal Agrisistem 2(1):
26-32.
Pettersen, S. 1966. Introduction to
Meteorology. Mc Graw Hill Book co. Inc, New York.
No comments:
Post a Comment