Dalam regresi linier,
nilai-nilai dari beberapa populasi itu ditentukan oleh nilai x tertentu. Peubah y itu disebut peubah tidak bebas,
karena setiap y bergantung pada populasi yang diambil contohnya, peubah x
disebut peubah bebas atau argumen. Adapun
persamaan regresi sendiri dirumuskan sebagai berikut (Steel et.al.,
1991):
Y
= a + bx,
dimana :
Y :
peubah tak bebas
x : peubah bebas
a : konstanta
b : koefisien regresi
Korelasi antar sifat mengukur derajat keeratan hubungan antara sifat-sifat. Pendugaan
sifat-sifat korelasi genotip dan fenotip berguna dalam perencanaan dan evaluasi
di dalam program-program pemuliaan tanaman. Korelasi antar sifat penting dan
yang kurang penting dapat mengungkapkan bahwa beberapa dari sifat yang penting
berguna sebagai indikator bagi satu atau beberapa sifat lain yang kurang penting (Johnson et.al., 2006).
Korelasi antar sifat tanaman yang biasanya diukur dengan
koefisien korelasi sangat penting dalam pemuliaan tanaman karena koefisien itu
mengukur derajat hubungan antara dua sifat atau lebih, baik dari segi genetik
maupun nongenetik. Penyebab timbulnya korelasi adalah faktor genetik maupun
faktor lingkungan. Sebab genetis timbulnya korelasi antar sifat ialah peristiwa
pleitropi dan linkage disequilibrium
(Soemartono et.al., 1992).
Daya hasil dipengaruhi oleh beberapa komponen yang saling
berasosiasi, sehingga seleksi terhadap hasil harus mempertimbangkan sifat-sifat
yang berkorelasi dengannya. Pendugaan korelasi genotipik dan fenotipik
antarsifat berguna untuk perencanaan dan evaluasi program pemuliaan. Pada
umumnya nilai korelasi genotipik lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi
fenotipik. Hal ini menunjukkan walaupun korelasi genotipik besar namun bila
dipengaruhi oleh lingkungan akan berubah. Informasi tentang adanya korelasi
antarsifat dapat digunakan untuk memahami hasil yang akan dicapai dan memberikan
prosedur seleksi yang tepat (Nugrahaeni, 2001).
Sifat-sifat koefisien korelasi antara lain nilai koefisien
korelasi berkisar dari -1 sampai dengan 1 atau -1 ≤ r ≤ 1. Bila nilai r = 0
atau mendekati 0, berarti antara dua peubah yang diobservasi (misal X atau Y)
tidak terdapat hubungan atau hubungannya sangat lemah. Bila r = -1 atau
mendekati -1, berarti X dan Y sangat kuat tetapi hubungannya bersifat negatif
(berlawanan) dan bila r = 1 atau mendekati 1 berarti hubungan X dan Y juga
besar dan hubungannya bersifat positif (Haryono, 2001).
Dalam mengolah data, peneliti akan selalu berkepentingan
menentukan hubungan antara dua atau
lebih peubah. Hubungan tersebut mungkin renggang atau erat. Pada satu pihak dua
peubah mungkin bebas antara satu sama lain, dalam keadaan seperti itu
korelasinya nol. Pada pihak lain kedua peubah bergantung sepenuhnya pada yang
lain, maka harga mutlak korelasinya adalah satu (Sembiring, 1995).
Menurut Prajitno (1981) koefisien korelasi harus memenuhi
syarat :
· Koefisen korelasi harus besar
apabila kadar hubungan tinggi atau kuat, dan harus kecil apabila kadar hubungan
kecil atau lemah.
· Koefisien korelasi harus bebas dari
satuan yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel baik prediktor maupun
respon.
Padi (Oryza
sativa L.) merupakan salah satu yang paling penting tanaman pangan di dunia
dan makanan lebih dari setengah dari
global yang populasi. Kurangnya investasi yang cukup untuk meningkatkan
varietas dan hasil adalah salah satu faktor yang telah menunda peningkatan
produksi beras. Untuk mengalahkan tantangan ini dan memenuhi permintaan dengan
cara ini tanaman, baik klasik dan molekuler metode pemuliaan harus digunakan.
Salah satu kerugian dari pemuliaan tanaman klasik adalah transfer gen yang
tidak diinginkan bersama-sama dengan yang diinginkan.
sumber:
sumber:
Haryono, S. K. 2001. Heritabilitas
dan korelasi genotipe jemponan indeks panen dan indeks beberapa nomor contoh
kecipir. Zuriat 22 (1):38-47.
Johnson, H. W., H. F.
Robinson dan R. C. Comstock. 2006. Genotipe and Phenotipic Correlation in
Soybean and Their Aplication in Selection. Agriculture Journal
160:447-483.
Nugrahaeni, N. 2001. Korelasi dan
keheritabilitas beberapa sifat kuantitatif kacang tanah di lingkungan cekaman
air dan cekaman lingkungan. Jurnal
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 14(1):32-38.
Prajitno, D. 1981. Analisis Korelasi-Regresi. Liberty,
Yogyakarta.
Sembiring, R. K. 1995. Analisis Regresi. Penerbit ITB,
Bandung.
Soemartono, Nasrullah
dan H. Kartika. 1992. Genetika Kuantitatif Dan Bioteknologi Tanaman. PAU
Bioteknologi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Steel, R. G. D and Torrie. 1991.
Principle And Prosedures of Statistics (Prinsip dan Prosedur Statistik, alih
bahasa : B. Sumantri). Gramedia, Jakarta.
No comments:
Post a Comment