Kalibrasi
adalah memastikan hubungan antara harga-harga yang ditunjukkan oleh suatu alat
ukur dengan harga yang sebenarnya dari besaran yang diukur. Bila berbicara
kalibrasi maka kita membahas tentang rangkaian kegiatan pengukuran
instrumen-instrumen ukur secara perbandingan maupun langsung terhadap standar
acuan (Renanta, 2009 ).
Kalibrasi
memberikan manfaat berupa : 1).Adanya
jaminan terhadap hasil produksi yang sesuai dengan standar ISO9000 dan juga
sekaligus pengakuan, 2). Hasil Produksi dijamin sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. 3). Akurasi pembacaan alat ukur terjamin.( Morris, 2001).
Kalibrasi
diperlukan untuk:1). Perangkat baru. 2). Suatu perangkat setiap waktu tertentu.
3). Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi). 4). Ketika
suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah
kalibrasi. 5) Ketika hasil pengamatan dipertanyakan (Godfrey,2000).
Kalibrasi
perangkat ukur merupakan prosedur standar untuk menjaga kondisi instrumen ukur
dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya antara lain: 1).
Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukan suatu instrumen ukur
atau deviasi dimensi nasional yang seharusnya untuk suatu bahan ukur. 2).
Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupun
internasional (Pyzdek, 2003)
Pentingnya
kalibrasi, yaitu : 1). Menjamin mutu, dalam pengertian setiap produk memerlukan
bukti bahwa hasil ukur telah mampu telusur (traceable) pada standar nasional
maupun internasional.2). Tidak terdapat cacat atau penyimpangan hasil ukur. 3)
Menjamin kepentingan keselamatan manusia. 4) Menjamin kondisi alat ukur tetap
terjaga sesuai spesifikasinya. Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan
"traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di
evaluasi dengan seksama dengan analisis ketidakpastian (Wahyudi, et.al., 2009).
Pengukuran
kadar air di laboratorium biasanya dilakukan dengan menggunakan metode oven
yang merupakan metode secara langsung. Metode ini juga dapat digunakan untuk
mengkalibrasi moisture tester sebagai pengukur tidak langsung kandungan
air dalam suatu benih. Metode tidak langsung ini memberikan hasil yang cukup
cepat, misalnya untuk menentukan perlu tidaknya pengeringan lebih lanjut
(Schmidt, 2000).
Di dalam
batas tertentu makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih
tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah
antara 6% - 8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih
berkecambah sebelum ditanam. Sedang dalam penyimpanan menyebabkan naiknya
aktivitas pernapasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan
makanan dalam benih. Selain itu, merangsang perkembangan cendawan pathogen di
dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu
rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio (Hasanah et al., 2003).
Untuk
mempertahankan mutu benih selama penyimpanan, juga perlu diperhatikan kerusakan
bneih akibat serangan hama dan cendawan gudang. Hama gudang biasanya sangat
aktif apabila kadar air benih selama penyimpanan antara 12-14% dan menjadi
kurang aktif apabila kadar air benih kurang dari 8% (Panderson, 2004).
sumber:
Godfrey, A.2000.
Juran's Quality Handbook. Oxford University Press. New York.
Hasanah, M.
dan Sukarman. 2003. Perbaikan mutu benih aneka tanaman perkebunan melalui cara
panen dan penanganan benih. Jurnal Litbang Pertanian 22 : 16-23.
Morris,
Alan. 2001. Measurement and Instrumentation Principles. Mc Graw Hill..New York.
Renanta,
Hayu. 2009. Analisis ketidak pastian
kalibrasi timbangan non-otomatis dengan metoda perbandingan langsung terhadap
standar masa acuan. Jurnal Standardisasi 12 ( 1) : 64 – 68.
Panderson,
J. R. 2004. Insect and pest that effect seed quality. Proccedings Short Course
for Seedsmen. Seed Technologi Laboratory 26 : 62-71.
Schmidt, L. 2000. Guide to Handling of Tropical and Subtropical Forest Seed(Penanganan
Benih Tanaman Hutan Tropis dan Subtropis, alih bahasa : Dirjen Rehabilitasi
Lahan dan Perhutanan Nasional). Direktorat Jendarl Lahan dan Perhutanan
Nasional. Jakarta.
Wahyudi, Adhi Susanto, Sasongko P. Hadi, Wahyu Widada.2009.penentuan
factor kalibrasi accelerometer MMA7260Q
pada ketiga sumbu.Jurnal Transmisi 11 (1) :. 16-22.
No comments:
Post a Comment