Alelopati merupakan pelepasan
senyawa bersifat toksik yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman di sekitarnya
dan senyawa yang bersifat alelopati disebut senyawa alelokimia. Definisi lain,
alelopati adalah pengaruh langsung maupun tidak langsung dari suatu tumbuah
terhadap tumbuhan lainnya, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif
melalui pelepasan senyawa kimia ke lingkungannya (Anonim, 2011).
Alelokimia
pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme sasaran melalui
penguapan, eksudat akar, pelindian, dan atau dekomposisi. Setiap jenis
alelokimia dilepas ke lingkungan dengan mekanisme tertentu tergantung organ
pembentuknya dan bentuk atau sifat kimianya. Mekanisme pengaruh alelokimia
terhadap tanaman sasaran berjalan melalui proses yang sangat kompleks. Proses
diawali di membrane plasma dengan terjadi kekacauan struktur, modifikasi
saluran membrane, atau hilangnya fungsi enzim ATR ase. Dan pada akhirnya mengganggu pembelahan dan pembesaran
sel (Wiroatmojo, 1992).
Beberapa
senyawa alelopati menghambat pembelahan sel-sel akar, menghambat pertumbuhan
yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel, menghambat respirasi akar, menghambat
sintesis protein, menghambat aktivitas enzim, serta menurunkan daya permeabilitas
membran pada sel tumbuhan. Efek penghambatan bisa terjadi secara langsung
maupun tidak langsun.akan tetapi proses penghambatan yang terjadi di alam belum
bisa diketahui secara pasti (Setyawati, 2001).
Senyawa
alelopati dapat dikelompokkan pada 5 jenis, yaitu : 1. Asam fenolat, 2.
Koumarat, 3. Terpinoid, 4. Flafinoid, dan 5. Scopulaten (penghambat
fotosintesis). Sebagian besar senyawa alelopati yang dihasilkan melalui eksudat
akar adalah berupa asam fenolat. Tanaman pangan ada juga yang menghasilkan
senyawa alelopat, yaitu jagung,padi, dan ubi jalar. Tanaman perkebunan yang
diindikasikan menghasilkan senyawa alelopati adalah jahe,kopi arabika, nilam,
dan beberapa tanaman yang bersifat obat (Gilani, 2010).Alelopati
menguntungkan bagi tanaman yang menghasilkannya tapi merugikan bagi tanaman
sasatan. Tumbuhan yang menghasilkan alelokimia umunya mendominasi daerah
tertentu sehingga populasi hunian pada umumnya adalah populasi tumbuhan yang
menghasilkan alelokimia. Dengan adanya proses interaksi ini,penyerapan air dan
nutrisi terkonsentrasi pada tanaman penghasil alelokimia dan tumbuhan tertentu
yang toleran terhadap senyawa ini (Djazuli, 2011).
Adapun pengaruh
alelopat pada tanaman menurut Wiboyo(2011) yaitu:
· Menghambat
penyerapan hara dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan
· Menghambat
pembelahan sel-sel akar tumbuhan
· Mempengaruhi
pembesaran sel tumbuhan
· Menghambat
respirasi akar
· Menghambat
sintesis protein
· Menurunkan
daya permeabilitas membran sel tumbuhan
· Menghambat
aktivitas enzim.
sumber:
Anonim.
2011. Alelopati Tanamn <scribd.com/doc/2497261/alelopat.htm>.
Diakses pada 7 Oktober 2012.
Djazuli,
M. 2011. Alelopati pada beberapa tanaman perkebunan dan tekhnik pengendalian
serta prospek pemanfaatannya. Prospektif 10 (1): 44-50.
Gilani,
S. A. 2010. Phytotoxic studies of medical plant species of Pakistan. Journal
Botany 28(1): 987-996.
Setyawati,
N. dan E. Suprijono. 2001. Efikasi alelopati teki formulasi cairan terhadap
gulma. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 3(1): 16-24.
Wibowo,D.M.
2011. Teknologi Pengendalian Gulma.<ml.scribd.com/doc/alelopat.htm>.
Diakses pada 7 Oktober 2012.
Wiroatmojo,
J. 1992. Alelopati pada tanaman Jahe. Buletin Agronomi. 10(3): 1-6.
No comments:
Post a Comment