Pencemaran udara berarti masuknya satu atau beberapa polutan di dalam udara
atmosfer, seperti antara lain oleh debu, busa, gas dalam kuantitas banyak, dengan
berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara tersebut sehingga dapat
menimbulkan gangguan terhadap kehidupan maupun keseimbangan di alam, dengan
alasan itu pulalah sudah dapat mempengaruhi kelestarian kehidupan. (Cooper and
Alley, 2002).
Hampir semua kegiatan manusia menyebabkan
pencemaran lingkungan. Proses alami juga memasukkan bahan-bahan lain, selain
kita anggap sebagai unsur penyusun udara bersih oksida belerangnya terutama
adanya Sulfur Oksida (SO2). Oksida nitrogen meliputi nitrogen monoksida (NO)
dan nitrogen oksida (NO2). Dinitrogen oksida (N2O) merupakan suatu hasil alami
dari pembusukan nabati tidak dianggap ssebagai pencemaran dan sering diabaikan.
Senyawa organik yang mudah menguap, seperti hidrokarbon terdapat dalam minyak
bumi atau yang dihasilkan dari reaksi kimia (Neigburger, 1982).
Air hujan normal bersifat asam dengan pH sekitar
5,7. Hujan asam terjadi dengan pH kurang Dari 5,7 karena larutnya
karbondioksida dalam hujan menjadi asam karbonik ditambah gas sulfur oksida dan
Nitrogen oksida. Gas-gas tersebut merupakan limbah pembakaran minyak,batu
bara,peleburan,dan industri lain. Danau dan sungai memiliki daya buffer
tertentu yang terbatas,sehingga jika pH mencapai 5,0 atau kurang dapat
menyebabkan kematian ikan dan organisme air tertentu. Akibat lain,jika hujan
asam mencapai tanah maka logam-logam (terutama Alumunium) terlepas Dari ikatan
dalam senyawa di tanah. Logam tersebut bersifat racun bagi organisme meskipun
pada kadar yang rendah (Anwar et al.,1984).
Unsur
alamiah lain dalamatmosfer yang dapat larut dalam hujan adalah partikel sulfat
dan nitrat yang berasal dari emisi alamiah belerang dan nitrogen dari
bermacam-macam sumber seperti aktivitas gunung berapi,badai elektrik dan
kainya. Sulfur oksida (SO2) terbentuk dari oksida sulfur pada
pembakaran fosil. Nitrogen oksida(NO dan NO2) dihasilkan dari proses
pembakaran oleh oksidasi notrogen di udara. Beberapa gas nitrogen dihasilkan
dari proses pembakaran dari industri kimia (Cunningham,1995).
Kerusakan tanaman oleh SO2 dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu konsentrasi SO2 dan waktu kontak. Kerusakan parah dapat
dimungkinkan terjadi karena adanya kontak dengan SO2 pada konsentrasi tinggi
dengan gejala beberapa bagian daun memucat, kering dan akhirnya mati. Kerusakan
kronis dapat terjadi bila kontak dengan SO2 dalam waktu yang lama yang ditandai
dengan daun berwarna kuning karena terhambatnya mekanisme pembentukan klorofil.
Adanya konsentrasi nitrogen oksida (NO) di udara dapat menyebabkan kerusakan
tanaman, tetapi sulit ditentukan apabila kerusakan tersebut disebabkan langsung
oleh NOx atau karena polutan sekunder yang diproduksi dalam siklus fotolitik
nitrogen oksida (NO2) (Sunu, 2001).
Aspek terpenting dari pencemaran SO2 dan
Nox pada tanaman akan mengakibatkan kerusakan internal karena gas tersebut
terbawa masuk ke dalam daun pada tumbuhan dan mengakibatkan kerusakan pada
klorofil sehingga dapat mematikan daun. Kerusakan klorofil dapat mengakibatkan
terganggunya proses fotosintesis, sehingga distribusi hasil fotosintesis juga
akan berkurang. Tanaman pun dapat terserang hama dan penyakit secara mudah
(Dix, 1982).
Hujan
asam dapat memacu proses pencucian hara dari tajuk tanaman dan tanah serta
mengubah laju mineralitas tanah, baik secara fisik maupun hayati. Pengaruh yang
lain adalah peningkatan konsentrasi proton dalam larutan tanah sampai pada
suatu keadaan di mana ion-ion hara tidak pada konsentrasi yang efektif untuk
diserap akar tumbuhan. Tanah yang mempunyai kandungan logam tukar yang rendah
akan lebih cepat menjadi masam (Hartati, 2003).
Dalam masa hidupnya, tanaman, baik yang budidaya maupun yang tumbuh liar
terkadang tidak mendapatkan apa yang diperlukan dan cenderung mendapatkan hambatan-hambatan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu yang yang menjadi
factor penghambat pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi secara alami adalah
adanya hujan asam.
Hujan asam adalah hujan (
baik dalam bentuk cair ataupun dalam bentuk gas/asap) yang tingkat keasaman/ pH
nya kurang dari 5,6. Tingkat keasaman yang tingi pada hujan asam disebabkan
oleh adanya unsur-unsur sulfur oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx).
Penambahan unsur tersebut ke atmosfir yang merupakan penyebab huja asm lebih
disebabkan oleh aktivitas manusia. Aktivitas manusia yang dapat memicu
terjadinya hujan asam adalah pembakaran bahan bakar fosil, dan ini banyak
ditemui pada pabrik dan juga kendaraan bermotor.
Sebagai factor penghambat
pertumbuhan dan perkembangan, tentunya hujan asam memiliki dampak negative yang
lebih besar daripada dampak positifnya. Secara umum dampak negative dari hujan
asam bagi tanaman adalah dapat merusak klorofil tanaman sehingga proses
fotosintesisnya terganggu dan perkembangan tanaman pun tentunya dapat
terganggu, mencuci unsur hara yang ada di tunas tanaman, dan dapat menurunkan
pH tanah. pH tanah yang rendah dapat meningkatkan konsentrasi proton dalam
larutan tanah sampai pada suatu keadaan di mana ion-ion hara tidak pada konsentrasi
yang efektif untuk diserap akar tumbuhan.
Tetapi, dampak yang
ditimbulkan oleh hujan asam tidak selalu sama. Perbedaaan dampak-dampak yang
timbul tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi hujan asam, lama interaksi
polutan, spesies tanamamn serta umur dan fase pertumbuhan tanaman.
Dalam praktikum ini akan
diuji factor luar yang mempengaruhi perkecambahan biji suatu tanaman. Factor
luar yang diujikan adalah pengaruh pH ( hujan asam). Hujan asam dalam kehidupan
sehari-hari berasal dari polusi udara. Untuk menyimulasikan hujan asam,
digunakan spray berisi larutan asam dengan pH 4, 5, 6,dan 7. Tujuannya adalah
untuk melihat pengaruh konsentrasi asam
pada lingkungan berkaitan dengan perkecambahan. Selain itu,dengan percobaan ini
akan diketahui pada pH berapa tanaman akan berkembang dengan optimum.
sumber:
Anwar, J., S.I. Domarik, N.
Hisyam, A.J. Whitten.1984.Ekologi
Ekosistem Sumatera. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Cooper, D.C and F.C Alley.2002. Air Polution Control Third Edition. Waveland Press
Inc., Illionois.
Cunningham,W.P.et al.1995 Environmental Science 3rdedition.
W.MC. Brown pubisticrs, New York.
Dix,H.M. 1982. Environmental Pollution. John Willey and Sons, Chichestse.
Hartati,R.M. 2003. Sulfur,
dampaknya terhadap ekosistem. Buletin ilmiah Instiper 2 : 55-56.
Neigburger,M. 1982.
Understanding out Atmosphere Environmental. W.H Freeman Company, New York.
Sunu, P.2001. Melindungi
lingkungan menerapkan 150 14001
<http://id.wikipedia.ogr/gramedia>.
Diakses tanggal 6 Mei 2011 .
No comments:
Post a Comment