Air merupakan salah satu sumber
daya alam yang sangat esensial bagi sistem produksi pertanian. Air bagi
pertanian tidak hanya berkaitan dengan aspek produksi, melainkan juga sangat
menentukan potensi perluasan arel tanam (ekstesifikasi), luas areal tanam,
intesitas pertanaman (OP), serta kualitas hasil (Kurnia, 2004).
Salah satu
faktor alam yang paling penting adalah air. Tumbuhan tidak seperti hewan aktif,
tidak dapat bergerak untuk mencari air, maka harus menyesuaikan diri terhadap
hubungan perubahan air yang ada di habitatnya. Beberapa tumbuhan tertentu
mengembangkan bagian-bagian tubuhnya secara efektif untuk mengambil dan
mengontrol kehilangan air akibat evaporasi maupun transpirasi (Robert, 1976).
Tumbuhan beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya pada
daerah yang berbeda. Adaptasi adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki tanaman
atau tumbuhan untuk hidup pada tempat atau daerah tertentu. Adaptasi ini
mungkin membuat tanaman sangat sulit untuk bertahan hidup ditempat yang
berbeda. Hal ini menjelaskan kenapa tanaman tertentu hanya dapat ditemukan di
satu daerah dan tidak di daerah lain. Contohnya kita tidak akan menemukan
kaktus di kutub. Kita juga tidak akan menemukan tumbuhan yang sangat tinggi di
padang rumput (Anonim, 2006).
Berdasarkan
ketersediaan air di lingkungan, tumbuhan dapat dibagi menjadi 3, yaitu xerofit,
beradaptasi pada habitat kering, mesofit, memerlukan air tanah dalam jumlah
banyak dan atmosfer yang lembab dan hidrofit, bergantung pada lingkungan yang
sangat lembab atau tumbuh sebagian atau seluruhnya dalam air (Hidayat, 1995).
Xerofit
ialah tumbuhan yang dapat hidup dengan kehadiran air tawar yang amat sedikit.
Tumbuhan ini mempunyai ciri-ciri antara lain (Anonim, 2007):
·
menggugurkan
daunnya pada musim panas
·
melipat
atau mengubah posisi daun untuk mengurangi pancaran cahaya
·
mempunyai
daun berduri sebagai pertahanan diri
· mempunyai
batang dan kulit tebal, berlilin, serta berbulu tebal untuk mengurangi laju
transpirasi
·
akarnya
mampu menjalar mendekati permukaan tanah.
Contoh dari tanaman xerofit yaitu kaktus (Opuntia sp.), memiliki
keistimewaan yang menyebabkan dapat
bertahan hidup dilingkungan dan suasana kering. Tanaman ini memiliki
batang dan daun yang tebal. Bagian-bagian ini dilapisi oleh tebal kutikula dan
lilin dilapisan permukaan yang berfungsi mencegah kehilangan air pada proses
transpirasi. Sedangkan contoh tanaman hidrofit adalah Anacharies lilies,
memiliki akar untama yang kecil dan tidak memiliki bulu-bulu akar (Kimball,
1965).
Tanaman
hydrofit yang hidup di permukaan air atau terendam dalam beberapa macam
kedalaman, beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dengan cara (Wirosoedarmo
et all.,1993):
·
Terdapat
rongga udara besar untuk menyimpan kelebihan O2.
·
Tidak
terdapat penyerapan air, jaringan xylem sedikit, tidak ada rambut akar, air
akan masuk secara difusi.
·
Tidak
terjadi pemeluhan, hanya memiliki stomata seman, tidak memiliki kutikula.
Di dalamn bumi ini, dapat terlihat bahwa air menutupi permulkaan bumi
sebesar + ²/3 bagian dari seluruh bumi. Mereka menutup bumi
tidak hanya dalam bentuk lautan, tetapi juga perairan-perairan darat yang lain
seperti danau, sungai, kolam, tergantung distribusi masing-masing. Sebagai
makhluk hidup yang berada pada kondisi tersebut, manusia, hewan, dan tumbuhan
memiliki adaptasi masing-masing terhadap keberadaan air dalam lingkungan
hidupnya. Khususnya tanaman yang memiliki kekhasan yang bermacam-macam tentang
adaptasinya dengan air. Pada dasarnya, tanaman membutuhkan air sebagai unsur
utama untuk hidup. Tetapi tidak semua tanaman dapat hidup dan berkembang di
daerah yang terlalu banyak air ataupun yang terlalu kering. Banyak air yang
tersedia tergantung dari keadaan porositas tanah, banyak intensitas cahaya
matahari, keadaan iklim, dan sebagainya. Dengan berbagai kondisi kadar air yang
tidak sama di permukaan bumi baik tumbuhan, hewan, maupun manusia harus
menyesuaikann diri terhadap keadaan tersebut agar dapat eksis atau bertahan
hidup. Kemampuan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
atau beradaptasi tiap jenis makhluk hidup berbeda, meski tidak menutup
kemungkinan ada yang sama. Tanaman yang beradaptasi pada lingkungan yang banyak
air tentu saja memiliki ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan
tanaman yang beradaptasi pada lingkungan sedikit atau kekurangan air.
Setiap tumbuhan akan memmerlukan kandungan air yang sesuai dengan kapasitas
kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Untuk itulah tiap spesies tanaman
akan beradaptasi, baik bentuk mrofologis maupun anatomisnya.
Tingkat adaptasi tanaman terhadap
ketersediaan air akan membentuk beberapa kelompok:
1. hidrofit
·
tanaman
yang tahan terhadap kondisi air banyak.
Contoh: eceng gondok dan teratai.
2. mesofit
· tanaman yang tahan terhadap kondisi air
cukup.
Contoh: jagung.
3. xerofit
·
tanaman
yang tahan terhadap kondisi air rendah.
Contoh: kaktus.
Maka dari itu, pada praktikum kali ini
digunakan tanaman eceng gondok, jagung, dan kaktus. Hal ini untuk mengetahui
perbedaan struktur tanaman secara morfologis maupun anatomis. Perbedaan
struktur ini terjadi karena adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air dari
lingkungannya. Bagian-bagian tanaman yang diamati yaitu yang menunjukkan
adaptasi morfologi pada tanaman itu antara lain habitus tanaman, bentuk batang,
ketebalan daun, dan struktur akar. Sedangkan bagian-bagian tanaman yang diamati
yang menunjukkan adaptasi fisiologisnya antara lain meliputi ketebalan
kutikula, letak stomata, ada tidaknya tempat penimbun air, aerenkim, bentuk sel
epidermis dan banyak sedikitnya stomata.
sumber:
Anonim.
2006. Plants Adaptation. <http://www.mbgnet.net/bioplants/adapt.html>. Diakses pada tanggal 14 Mei 2011.
Anonim. 2007. Pengenalan Jenis Tanaman
Xerofit. <http://www.geocities.com/xerofit.htm>. Diakses 14 Mei
2011.
Hidayat, J. 1995. Anatomi Tumbuhan
Berbiji. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.
Kimball, J. 1965. Biology. Adisson
Wesley Publishing Company, Massachusets.
Kurnia, Undang. 2004. Prospek pengairan
pertanian tanaman semusim lahan kering. Jurnal Balai Penelitian Tanah 3 :
25-26.
Robert, L.W. 1976. Plant
Biology. W.B. Sounder Company, London.
Trustinah, A dan
Moedjiono. 2000. Adaptasi dan stabilitas hasil galur-galur kacanag tunggal.
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 5 : 48-54.
No comments:
Post a Comment