Antaknosa merupakan salah satu penyakit pada bawang merah yang disebabkan oleh cendawan/jamur Colletotricum gloesporioides. Antraknosa disebut juga dengan istilah penyakit otomatis karena tanaman yang terserang otomatis akan mati mendadak, cepat, dan serentak.
Serangan ditandai degan adanya bercak berwarna putih pada daun. Selanjutnya, terdapat lekukan, lubang, dan patah terkulai tepat pada bercak tersebut. Pada kondisi lingkungan yang lembab atau pada saat musim hujan, jamur berkembang dengan cepat dan membentuk miselia yang tumbuh menjalar di permukaan daun. Miselia menembus sampai ke umbi, menyebar ke permukaan tanah, dan menjadikan permukaan tanah berwarna keputihan. Umbi yang telah terserang akan busuk kemudian daun menjadi kering.
Seringkali terdapat hamparan pertanaman yang botak-botak karena adanya serangan antraknosa yang sporadis.
Pengendalian
1. Waktu tanam yang tepat, yaitu pada saat musim kemarau.
2. Menanam varietas yang tahan seperti varietas Sumenep
3. Perlakuan benihsebelum tanam dengan mencelupkan bibit umbi maksimal 3 menit dalam larutan PGPR dengan dosis 10ml/liter air.
4. Mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang
5. Penggunaan pupuk yang berimbang seperti mengurangi penggunaan N pada musim penghujan karena N yang berlebih menyebabkan tanaman menjadi sukulen dan rentan terserang hama dan organisme yang menyebabkan penyakit.
6. Penggunaan pestisida nabati seperti daun dan biji nimba.
Sumber: Dirjen Hortikultura. 2015. Pedoman Pengenalan dan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan pada Bawang Merah.
No comments:
Post a Comment