Tanaman yang akan dijadikan batang bawah pada okulasi adalah tanaman hasil perbanyakan generatif (biji). Walaupun merupakan hasil perbanyakan generatif, batang bawah juga memiliki kon-klon anjuran yang sebaiknya digunakan untuk proses okulasi. Batang bawah yang dianjurkan, selain memiliki kelebihan dalam perakaran dan ketahanan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman, juga memiliki kelebihan yaitu lebih kompatibel dengan klon-klon yang dianjurkan sebagai batang atas. Beberapa klon anjuran untuk batang bawah adalah GT1, PR 300, AVROS 2037, PR 228, dan LCB 1320.
Umumnya, biji yang digunakan sebagai calon batang bawah berasal dari kebun-kebun produksi. Oleh karena itu, terdapat beberapa persyaratan suatu kebun produksi dapat dijadikan sebagai asal benih untuk batang bawah. Persyaratan-persyaratan yang dimaksud adalah terdapat luasan minimal 10 Ha yang berisi klon yang sama dan tanaman sudah berumur minimal 8 tahun. Dari 10 Ha luasan untuk tanaman produksi, hanya bagian tengah kebun yang dibatasi border tanaman 100 meter yang dapat digunakan sebagai sumber bahan batang bawah. Border terebut bertujuan untuk menjaga kemurnian klon calon batang bawah. Umur 8 tahun merupakan umur ideal suatu tanaman menghasilkan biji yang memiliki mutu fisiologi, genetik, dan fisik yang baik.
Setelah ditentukan lokasi kebun sumber benih, langkah selanjutnya adalah pemungutan biji. Untuk memudahkan pemungutan biji beberapa hal perlu dilakukan diantaranya melakukan penyiangan minimal satu bulan sebelum biji mulai berjatuhan dan malakukan pemungutan pendahuluan untuk mendapatkan kepastian waktu dari jatuh biji yang diambil. Pemungutan pendahuluan dilakukan dua hari sebelum pemungutan biji yang utama. Di Pulau Jawa dan Sumatra bagian selatan, musim biji jatuh adalah bulan Januari-April sementara di Sumatra bagian Utara, biji jatuh pada bulan Agustus sampai dengan Desember untuk setiap tahunnya.
Setelah biji terkumpul, biji dipilih dan dilakukan pengecambahan
Setelah biji terkumpul, biji dipilih dan dilakukan pengecambahan
refferensi:
Balai Penelitian Karet Getas
No comments:
Post a Comment